Hangout

Kasus Bully Seret Putra Vincent Rompies, Kenapa Anak Artis dan Pejabat Cenderung Arogan?


Publik kembali dibuat gempar dengan mencuatnya peristiwa bullying atau perundungan dengan kekerasan yang diduga melibatkan salah seorang anak artis ternama, Vincent Rompies.

Kasus itu menguap setelah akun X milik @BosPurwa membagikan potret tindakan perundungan yang dilakukan sejumlah siswa dari Sekolah Binus Serpong, Tanggerang.

Peristiwa bully memang menjadi persoalan yang terus terjadi, bahkan terkadang menyebabkan korbannya meninggal dunia.

Namun menariknya, tindakan bully ini tak jarang melibatkan anak atau seseorang yang memiliki latar belakang cukup terkenal. Misalnya anak pejabat bahkan publik figur atau artis. Lantas kenapa hal tersebut bisa terjadi?

Pemerhati anak Seto Mulyadi mengungkap, memang ada kecenderungan setiap anak akan bergaul dengan teman-teman yang setara.

Hal itu muncul ketika kurangnya peran orang tua dalam mendidik sekaligus membimbing anak.

“Kemudian anak juga cenderung memilih bermain dengan golongan yang sama, ini juga yang perlu dikoreksi. Jadi misalnya hanya pada yang pinter matematika atau akademik saja atau karena kayanya saja dan sebagainya,” kata Seto kepada Inilah.com, Rabu (22/2/2024).

Lantas Seto menambahkan, pola pikir anak yang hanya ingin berteman dengan kelompok tertentu perlu diubah. Orang tua kata dia harus mengajarkan sang anak berteman dengan semua golongan dan mengedepankan prinsip kebhinekaan global.

“Jadi ini yang harus diubah, apalagi sekarang kan sudah ada upaya membangun karakter profil pelajar Pancasila, yaitu anak yang akhlak mulia dan kemudian juga kebhinekaan global,” papar Seto.

Masih menurut Seto, anak-anak juga harus dipupuk rasa saling menghargai dalam memandang perbedaan terutama ketika bermain. 

“Anak juga harus bisa menghargai perbedaan, bahwa kita bisa bermain bersama, kita bisa berkelompok atau bersatu bersama anak yang beragam,” sambungnya.

Selain kebhinekaan global, kak Seto menambahkan juga perlu mengedepankan sistem gotong royong. 

“Dengan adanya perbedaan tapi kita tetap satu kesatuan sehingga perlu gotong royong,” ungkapnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button