News

Kasus Kekerasan Anak Oleh Bos Perusahaan, Pelaku Sudah Pernah Dibui

kasus-kekerasan-anak-oleh-bos-perusahaan,-pelaku-sudah-pernah-dibui

Aksi kekerasan terhadap anak yang dilakukan seorang bos perusahaan yang videonya viral, rupanya bukan yang pertama kali.

Mungkin anda suka

Sebelumnya, RIS (53) pernah melakukan penganiayaan terhadap istrinya sebelum akhirnya cerai.

Bahkan berdasarkan pengakuan sang istri lewat media sosial, mantan suaminya tersebut sempat ditahan di Polda Metro Jaya terkait kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Namun perempuan berinisial KE memutuskan mencabut laporannya di polisi setelah RIS ditahan polisi.

Kala itu, RIS berjanji tidak akan mengulangi perbuatan tercelanya kepada KE. “Ketika dulu di Polda Metro Jaya anda sudah di Tetapkan Menjadi TERSANGKA dan sudah di Tahan. Anda berjanji tidak akan mengulangi Kekerasan, dulu saya belum mengerti apa”, banyak pertimbangan dsb, maka Perkara tsb SP3,” tulis KE di akun Instagramnya.

Setelah masalah itu selesai, RIS kini terekam kamera melakukan penganiayaan terhadap anak kandungnya sendiri. Video penganiayaan RIS ke anak kandungnya sengaja direkam untuk jadi bukti ke polisi.

“Kurang baik apa saya selalu mengalah dan selalu memikirkan masa depan Anak”??? Kenapa anda tega terus menerus menyiksa dan menyengsarakan kami Bapak Pejabat Eksekutif yang terhormat?,” lanjut KE.

“Untuk saya Pribadi saya terima kehidupan pait selama ini, namun Anak-anak Jangan dijadikan pelampiasan. Cukup pelakuan pait itu cukup ke saya. Anak-anak apa Dosa mereka?,” tulisnya.

Kini kasusnya tengah berjalan di Polres Metro Jakarta Selatan, polisi telah melakukan penyelidikan dengan meminta keterangan RIS, namun statusnya masih terperiksa.

Aksi penganiayaan RIS ramai di media sosial setelah videonya yang memukul dan menendang seorang anak, viral dan menuai kritikan warganet.

Tak hanya sekali, RIS yang disebut-sebut sebagai salah satu petinggi perusahaan ternama di Indonesia, berulang kali memukul dan menganiaya anak yang belakangan diketahui anak kandungnya sendiri.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button