Ototekno

Tunggangan Presiden China Xi Jinping Selama KTT G20 Bali: Limosin Hongqi N701

Presiden China Xi Jinping telah membawa mobil kepresidenan sendiri untuk menunjang mobilitasnya selama menjalani agenda G20 Bali yang berlangsung 15-16 November 2022. Kementerian Luar Negeri China mengatakan, kehadiran presiden Xi Jinping untuk memenuhi undangan presiden RI dalam KTT ke 17 G20.

“Atas undangan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, Presiden Xi Jinping akan menghadiri KTT ke-17 G20 di Bali pada 14-17 November,” demikian pernyataan Kemenlu China mengutip dari Antara baru-baru ini.

Kendaraan khusus yang ia bawa ialah limosin Hongqi N701 yang telah mendarat di Bali belum lama ini. Limosin tersebut bukan yang pertama kali Xi Jinping gunakan. Dalam berbagai kegiatan sebelumnya, ia kerap menggunakan kendaraan dengan fitur keamanan tinggi yang berkisar Rp 10 miliar itu. Mobil ini hanya hanya tersedia 50 unit saja selama 10 tahun ke depan, sehingga benar-benar khusus.

Tampak dari depan, N701 ini mempunyai grill besar berbentuk kotak yang diapit lampu utama dengan ujung melancip. Aksen krom yang terpasang dimobil ini memberikan kesan mewah.

Spesifikasi mobil Hongqi N701

Bagian belakang mobil tampak dua pipa knalpot, antena sirip hiu di atap, dan jendela belakang yang besar. Pada kebanyakan limosin negara bagian, jendela belakang berukuran kecil dan sempit, untuk melindungi penumpang dari serangan luar.

Mobil ini juga sangat berat, bahkan dalam bentuk sipil tanpa lapis baja. Beratnya 3.150 kilogram, sementara S600 hanya 2.390 kilogram. Sementara pada kapnya N701 tersemat ornamen Hongqi (Bendera Merah), begitu juga di fender bagian depan.

Dalam perjalanannya, limosin yang Presiden China bawa langsung ini  adalah Trumpchi GA8, dan beberapa BMW polisi Hong Kong berjalan mengikuti di belakangnya. Secara keseluruhan mobil nampak sangat gagah, tak kalah dengan limosin kepresidenan milik Amerika Serikat.

Keputusan membawa mobil kenegaraan sendiri ini memang merupakan izin dari Sekertaris Kementerian Sekertariat Negara Setya Utama. Dengan keamanan berlapis baja, pada kesempatan terpisah. Hal ini sesuai dengan asas resiprokal hubungan antar negara, di mana Indonesia juga pernah menerima perlakuan sama dalam pertemuan lain.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button