News

Kasus Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 Capai 143 Jiwa, Hanya 1 yang Bergejala Sedang Sisanya Tanpa Gejala

Jumat, 24 Jun 2022 – 17:05 WIB

Subvarian Omicron

Mungkin anda suka

Tangkapan layar temu media virtual Kementerian Kesehatan RI

Baru saja bernapas lega karena bisa melepas masker di ruang terbuka. Namun, menurut data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), kasus Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia pada Kamis, 23 Juni 2022, telah mencapai 143 jiwa. Meski begitu, pasien yang terpapar Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 hanya satu yang bergejala sedang dan kini sudah sembuh.

“Hanya satu orang di DKI Jakarta yang dikategorikan sedang karena ada sesak napas, tapi sekarang sudah selesai dirawat dan sembuh,” kata dr. Mohammad Syahril SpP MPH selaku Juru Bicara Kemenkes RI, saat temu media virtual, Jakarta, Jumat, (24/6/2022).

Dari jumlah 143 kasus Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5, terdapat 98 kasus di DKI Jakarta, kemudian 29 kasus di Jawa Barat, 13 kasus di Banten, dan tiga kasus di Bali.

“Data yang ada menunjukkan semuanya memiliki kesamaan, sama-sama bergejala ringan (38 kasus) dan tidak bergejala ada (sembilang kasus),” paparnya.

Masih menurutnya, dari 143 kasus Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5, laki-laki mendominasi sebanyak 73 orang atau 50,05 persen, sedangkan perempuan 70 orang atau sebanyak 48,95 persen.

Kasus Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 banyak yang belum vaksin

Masih menurut Mohammad Syahril, terdapat 90 orang yang statusnya tidak terdata dalam vaksinasi COVID-19, kemudian, 5 orang yang belum vaksin karena masih anak-anak di bawah 6 tahun.

“Status vaksinasinya, ada yang baru vaksin 1 (3 orang), vaksin 2 (9 orang), vaksin 3 (35 orang), vaksin 4 (satu orang),” tambahnya.

Situasi COVID-19 di Indonesia

Perkembangan kasus COVID-19 di Indonesia menurut Syahril terjadi penambahan sebanyak 1.907 kasus. Angka tersebut terdapat dari 21 provinsi yang meningkat selama seminggu terakhir.

“Ada 21 provinsi yang mengalami peningkatan dalam satu minggu terakhir, dan 19 provinsi mengalami penurunan kasus,” paparnya.

Dia menambahkan, kasus COVID-19 dalam situasi nasional terihat mengalami naik dan turun.

“Kita perlu pahami, karena saat ini masih dalam situasi pandemi. Maka fluktuasi angka-angka ini atau indikator-indikator ini bisa naik dan turun bisa menjadi evaluasi kita dan menjadi kewaspadaan,” ujarnya.

Maraknya Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 saat ini tepat pada liburan sekolah dan menjelang anak-anak masuk sekolah. Menurut Mohammad Syahril, orangtua diimbau untuk memperketat protokol kesehatan (prokes) pada anak-anak mereka.

“Ini kewaspadaan ini harus serentak untuk mengendalikan angka kasus. Termasuk anak sekolah, termasuk anak yang rawan dan harus diberikan vaksinasi. Ayo, kita sama-sama bekerja sama dengan yang terkait, kepada semua sekolah, agar dapat melakukan percepatan kemudian vaksinasi anak-anak di sekolah,” paparnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button