Kawinkan 2 Gelar Juara Dunia, Ketum PSSI Etho Optimis Masa Depan Esports Indonesia Cerah


Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, optimis masa depan esports Indonesia semakin cerah setelah deretan prestasi membanggakan yang diraih pada tahun 2024. Dalam acara PSSI Partner Summit 2024 yang berlangsung di Royal Ballroom, Park Hyatt, Jakarta Pusat, pada Senin, 16 Desember 2024, Erick menegaskan pentingnya membangun ekosistem esports yang lebih kokoh di Tanah Air.

“Kemenangan Indonesia di eAsian Cup 2023 dan FIFAe World Cup 2024 adalah bukti bahwa talenta esports kita mampu bersaing di panggung dunia,” ujar Erick.

Prestasi Gemilang di eAsian Cup 2023

Pada Februari 2023, Timnas Esports Indonesia mencetak sejarah dengan menjuarai AFC eAsian Cup 2023 yang diadakan di Doha, Qatar. Rizky Faidan, Elga Cahya, dan Akbar Paudie menjadi trio andalan yang sukses menundukkan Jepang di final dengan skor dramatis 3-2. 

Kemenangan ini menegaskan dominasi Indonesia di kawasan Asia dan menjadi batu loncatan menuju kompetisi yang lebih besar.

Dua Gelar Dunia di FIFAe World Cup 2024

Prestasi tersebut berlanjut ke tingkat dunia ketika Indonesia merebut gelar juara FIFAe World Cup 2024 kategori konsol di Riyadh, Arab Saudi. Rizky Faidan dan Elga Cahya tampil gemilang, menaklukkan Brasil di final dengan skor 2-1 di dua pertandingan berformat Best of 3 (Bo3).

Erick menyebut keberhasilan ini sebagai momentum emas bagi Indonesia untuk memperkuat posisi di kancah esports global. 

“Kemenangan ini tidak hanya membawa kebanggaan nasional, tetapi juga menandakan bahwa kita memiliki talenta yang luar biasa untuk terus berprestasi,” katanya.

Selain itu Indonesia juga merupakan negara pertama yang menjadi juara FIFAe World Cup 2024 Football Manager. Kompetisi ini berlangsung selama lima hari, dari 28 Agustus – 1 September 2024, yang diikuti 19 negara.

Dorongan untuk Kompetisi Lokal

Erick juga menekankan pentingnya membangun kompetisi lokal yang berkelanjutan. Menurutnya, ekosistem yang kuat akan melahirkan lebih banyak talenta muda berbakat. Berdasarkan data, sekitar 43-47% pengguna esports di Indonesia adalah anak muda berusia 8-15 tahun. Angka ini menunjukkan bahwa esports tidak hanya menjadi fenomena saat ini, tetapi juga investasi masa depan.

“Kita perlu menciptakan jalur kompetisi yang memungkinkan pemain muda untuk berkembang dari level komunitas hingga internasional. Ini harus menjadi prioritas,” tambah Erick.

Potensi Ekonomi dan Sponsor

Keberhasilan di tingkat Asia dan dunia juga membawa peluang besar bagi sponsor. Erick menyebut bahwa esports adalah platform yang efektif untuk kampanye pemasaran, terutama dengan basis pengguna yang didominasi generasi muda. “Brand partner dapat memanfaatkan momentum ini untuk membangun positioning yang lebih kuat dan terhubung langsung dengan audiens digital,” ujarnya.

Erick berharap prestasi di eAsian Cup 2023 dan FIFAe World Cup 2024 menjadi langkah awal untuk mengembangkan esports sebagai industri yang tidak hanya membanggakan secara prestasi, tetapi juga bernilai ekonomi tinggi.

“Dengan dukungan dari semua pihak, termasuk sponsor dan komunitas, saya yakin kita bisa membawa esports Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi lagi,” pungkasnya.