Arena

Keajaiban Catenaccio: Kunci Sukses Milan, Inter, dan Napoli di Liga Champions

Liga Italia nampak sudah berkembang ke arah positif. Setelah dua musim tanpa wakil di perempat final, Italia kini punya tiga wakil di fase itu, yakni AC Milan, Inter Milan dan Napoli. Terakhir kalinya babak perempat final Liga Champions diikuti tiga tim Italia adalah pada musim 2005-2006.

Hal ini menjadi sebuah torehan prestasi baru karena di luar Juventus, tim italia kerap tenggelam dalam persaingan elite di Eropa itu kini menggeliat berkat filosofi catenaccio, seni sepak bola bertahan khas Italia. Membuat klub Serie A saat ini adalah liga yang paling banyak diwakili di turnamen.

Inter menjadi tim kedua Italia yang lolos ke perempat final seusai menahan tuan rumah Porto, 0-0 (agregat 1-0), di Stadion Do Dragao, Porto, Portugal, Rabu (15/3/2023) dini hari WIB. Sebelumnya, tetangga mereka, Milan, lebih dulu meraih tiket ke fase delapan besar seusai menyingkirkan wakil Inggris, Tottenham Hotspur, juga dengan agregat skor 1-0.

THREE Italian teams have advanced to the Champions League Quarters for the first time in 17 years🇮🇹

Serie A is currently the most represented league in the tournament 🙏

3️⃣🇮🇹

2️⃣🏴󠁧󠁢󠁥󠁮󠁧󠁿

1️⃣🇪🇸

1️⃣🇩🇪

1️⃣🇵🇹 pic.twitter.com/QKHmaed6uX

— Italian Football TV (@IFTVofficial) March 15, 2023

Duo Milan itu melaju ke perempat final dengan cara yang identik. Mereka mengamankan kemenangan tipis 1-0 di markas sendiri, kemudian tampil bertahan dengan sangat baik ketika bermain di kandang lawan. Inter lolos berkat gol Romelu Lukaku di laga pertemuan pertama. Adapun kelolosan Milan berkat sundulan Brahim Diaz.

Gettyimages 1473574437 612x612 - inilah.com
Gettyimages

Sebagai tim asal Italia yang terkenal akan kemampuan bertahannya, Inter dan Milan menerapkan pertahanan gerendel demi mempertahankan keunggulan di pertemuan pertama. Pada laga kemarin, misalnya, Inter bak batu karang yang sulit ditaklukkan para pemain Porto.

Angkernya Do Dragao, yang artinya ’markas naga’, tidak berlaku bagi ”I Nerazzurri”. Meskipun dibombardir oleh 21 tembakan Porto, tujuh di antaranya mengarah ke gawang, benteng Inter tetap berdiri kokoh.

”Ini laga yang sulit dan saya sangat kecewa. Di babak kedua, kami tampil lebih baik dan unggul penguasaan bola serta punya banyak peluang. Saya masih tidak percaya semuanya itu tidak ada yang menjadi gol,” kata Marko Grujic, gelandang Porto, dikutip dari laman UEFA.

Onana tak terbendung

Sebagaimana pada pertemuan pertama, Inter melanjutkan performa bertahan yang solid di markas Porto. Menyadari agresifnya Porto di kandangnya itu, Pelatih Inter Milan Simone Inzaghi meminta para pemainnya bermain rapi dan disiplin. Inzaghi menurunkan lima bek di lini pertahanan Inter untuk membatasi ruang gerak para penyerang Porto. Selain itu, ada pergerakan saling mengisi di antara pemain bertahan serta kiper.

Dalam satu momen di pengujung babak kedua, Porto hampir menyamakan kedudukan ketika bek Ivan Marcano mendapatkan bola di dalam kotak penalti Inter.

Saat itu, kiper Inter, Andre Onana, sudah keluar dari ”sarangnya” untuk menangkal kemelut. Marcano dengan cepat menendang bola ke sisi gawang yang kosong, ditinggal Onana. Para pendukung Porto hampir bersorak, tetapi Denzel Dumfries dengan sigap menutup alur dan menghalau bola.

Pertahanan kokoh juga ditunjukkan Milan ketika menahan Spurs di London, Inggris, pekan lalu. Sepanjang musim ini, termasuk babak 16 besar Liga Champions, Inter ataupun Milan sama-sama kerap menggunakan formasi tiga bek tengah dan dua bek sayap. Inzaghi menyukai formasi 3-5-2, sementara Pelatih Milan Stefano Pioli kerap memakai pola 3-4-2-1.

Gettyimages 1472165594 612x612 - inilah.com
Gettyimages

Skema tiga bek tengah dan dua bek sayap menghadirkan keseimbangan, baik saat bertahan maupun menyerang. Pada laga versus Spurs, misalnya, dua bek sayap Milan, yaitu Junior Messias dan Theo Hernandez, bisa menjadi ”tambahan” bek tengah maupun gelandang sayap, menyesuaikan situasi. Lewat pola itu, mereka bisa meredam trisula lini serang Spurs yang dihuni Harry Kane, Dejan Kulusevski, dan Son Heung-min.

Pelatih Stefano Pioli paham bahwa tim atau pemain Italia ibarat memiliki DNA serta karakter bertahan yang luar biasa. Karena itu, ia meminta para pemainnya untuk mengerahkan segalanya demi melaju sejauh mungkin di Liga Champions musim ini dan mengangkat gengsi sepak bola Italia.

“Kami tahu laga-laga nanti akan berat. Saya meminta pemain untuk menunjukkan karakter. Kami tidak pernah menyerah dan sekarang menuai hasilnya,” kata Pioli.

Sementara Napoli dengan meyakinkan melenggang ke perempat final setelah mengalahkan Eintracht Frankfurt dengan skor 3-0 di leg kedua babak 16 besar Liga Champions di Stadion Diego Armando Maradona pada Kamis (16/3/2023) dini hari WIB.

Victor Osimhen mencetak dua gol (brace) dalam pertandingan ini, dengan gol lainnya disumbangkan oleh Piotr Zielinski. Hasil ini membuat Napoli melaju ke babak selanjutnya dengan agregat 5-0 setelah menang 2-0 di pertandingan leg pertama.

Napoli mendominasi di pertandingan ini, mereka mencatatkan 60 persen penguaan bola dan mencatatkan 12 tembakan dengan 8 di antaranya on target, demikian catatan laman resmi UEFA.

Sejak awal musim ini, Napoli tidak diperhitungkan bisa melangkah jauh di Liga Champions. Namun, dengan penampilan sensasional yang konsisten di Serie A Liga Italia dan pentas Eropa, ”Gli Azzurri” alias ”Si Biru” mampu mematahkan semua prediksi.

Napoli keluar sebagai juara Grup A yang dihuni tiga raksasa dari tiga negara, yakni Liverpool dari Inggris, Ajax Amsterdam dari Belanda, dan Glasgow Rangers dari Skotlandia.

Klub yang bermarkas di Stadion Diego Armando Maradona itu mengumpulkan lima kemenangan dan satu kekalahan yang membuat Ajax dan Rangers tersingkir.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button