Market

Kebal The Fed Effect, Saham China dan IHSG Mulai Berotot

Saham China dan IHSG dibuka lebih tinggi pada perdagangan Jumat pagi (7/1/2022), bangkit dari kerugian sesi sebelumnya akibat risalah bank sentral AS.

Di mana, kemerosotan saham China dan IHSG dipantik kemerosotan global, setelah risalah pertemuan bank sentral AS alias The Fed, menunjukkan kenaikan suku bunga AS yang lebih cepat dari perkiraan, dipimpin penurunan pengembang real estat dan kebutuhan pokok konsumen.

Indikator utama pasar saham China, Indeks Komposit Shanghai dibuka sedikit menguat 0,08 persen menjadi diperdagangkan di 3.588,99 poin, sedangkan Indeks Komponen Shenzhen yang melacak saham-saham di bursa kedua China dibuka 0,14 persen lebih tinggi menjadi diperdagangkan di 14.449,54 poin.

Sementara itu, Indeks ChiNext yang melacak saham perusahaan-perusahaan sedang berkembang atau perusahaan rintisan (start-up) di papan perdagangan bergaya Nasdaq China, dibuka meningkat 0,31 persen menjadi diperdagangkan pada 3.137,07 poin.

Setali tiga uang dengan China, Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (7/1/2022), menguat 16,16 poin atau 0,24 persen ke posisi 6.669,51. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 3,7 poin, atau 0,39 persen ke posisi 944,2.

Pada penutupan perdagangan Kamis (6/1/2022), IHSG melemah 8,94 poin, atau 0,13% ke level 6.653,35. Sebanyak 182 saham naik, sedangkan 364 saham turun. Sementara, 134 saham lainnya stagnan.

Empat indeks sektoral selamat ke zona hijau. Sementara enam indeks sektoral lainnya tergelincir ke zona merah. Indeks sektoral dengan kenaikan terbesar adalah IDX Sektor Kesehatan yang naik 0,48%, IDX Sektor Transportasi naik 0,25% dan IDX Sektor Perindustrian yang naik 0,16%.

Sedangkan indeks sektoral dengan pelemahan terdalam adalah IDX Sektor Teknologi yang turun 1,08%, IDX Sektor Properti turun 0,92% dan IDX Sektor Barang Baku yang turun 0,81%. Total volume perdagangan saham di bursa hari ini mencapai 20,27 miliar saham dengan total nilai Rp11,00 triliun.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button