Kebijakan Kontroversial Macron Dapat Picu Prancis Keluar dari Uni Eropa


Keputusan Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk membubarkan parlemen negaranya dan mengadakan pemilu dini dapat memicu keluarnya Prancis dari Uni Eropa, kata kepala negosiator Brexit Uni Eropa, Michel Barnier.

Barnier mengatakan hal itu dalam sebuah wawancara dengan surat kabar asal Inggris, The Telegraph bahwa harapan Macron untuk mengalahkan partai sayap kanan National Rally (RN) dalam pemilu mendatang adalah sangat berisiko, kata pemberitaan itu pada Sabtu (22/6/2024).

“Saya rasa (pemimpin faksi parlemen RN, Marine) Le Pen dan (presiden partai RN, Jordan) Bardella berubah pikiran. Mereka masih anti-Eropa,” kata Barnier.

Pada 9 Juni lalu, Macron mengumumkan pembubaran majelis rendah parlemen Perancis serta mengadakan pemilihan umum cepat dua putaran pada 30 Juni dan 7 Juli 2024.

Keputusan tersebut dibuat setelah pemilihan Parlemen Eropa di mana partai RN muncul sebagai pemenang di pemilihan lokal di Prancis.

Dalam pemilu untuk keanggotaan Parlemen Eropa bagi Prancis itu, partai RN berakhir sebagai pemenang dengan keunggulan 15 poin persentase dibandingkan koalisi sentris Macron.