Hangout

Kebutuhan Nutrisi untuk Pasien Gangguan Ginjal

Ginjal salah satu organ yang penting di dalam tubuh kita. Lantas bagaimana kebutuhan nutrisi yang dipenuhi untuk para pasien gangguan ginjal?

Bukan hanya dikenal sebagai fungsi untuk membuang air yang tidak dibutuhkan lagi lewat urin tapi membuang zat-zat lain seperti kelebihan elektrolit, sisa-sisa metabolisme dari makanan atau obat, mengatur tekanan darah, memproduksi sel darah merah, serta mengaktivasi vitamin D untuk penyerapan kalsium agar dapat menjaga kesehatan tulang.

“Ginjal erat kita dengar untuk memproduksi air seni atau urin, tapi produksi ginjal tidak terbatas hanya untuk membuang urin saja, tapi juga pada regulasi ginjal dan produksi atau aktivasi,” ujar Medical General Manager Kalbe, dr. Dedyanto Henky Saputra, M.Gizi, AIFOK dalam live Instagram @KalbeGroup, yang diikuti di Jakarta, Kamis, (17/3/2022).

Deddy menambahkan, ginjal yang tidak sehat membuat fungsi-fungsi ginjal tidak dapat berfungsi sehingga menyebabkan banyak penyakit.

Salah satu penyakit yang sering terdengar adalah penyakit batu ginjal, infeksi saluran kemih, namun jika sudah mempunyai kerusakan permanen maka disebut gangguan ginjal kronik.

Ini merupakan kondisi gangguan kesehatan yang diakibatkan fungsi ginjal menurun secara permanen (sudah terjadi selama tiga bulan atau lebih).

“Salah satu masalah pada pasien gangguan ginjal kronik adalah mual, yakni ketika racun-racun yang seharusnya dibuang tadi, tidak dapat kita keluarkan dan menumpuk di saluran darah dan bahkan di rongga mulut. Sehingga, membuat pasien ginjal itu nafsu makannya berkurang karena racun berbau tadi yang seharusnya dibuang, tapi bisa juga terjadi akibat stres karena pembatasan makanan yang ekstrim sehingga berat badan menurun sehingga terjadi malnutrisi,” jelasnya.

Bagi pasien ginjal kronik stadium dialisis dan pre-dialisis dibutuhkan pembatasan asupan nutrisi. Asupan protein pada pasien pre-ginjal kronik atau yang belum dialisis harus dikurangi agar dapat mempertahankan fungsi ginjalnya, supaya tidak cepat jatuh ke dalam stadium cuci darah. Sebaliknya jika sudah masuk ke dalam dialisis, asupan protein harus ditingkatkan agar ketika cuci darah protein di badan juga terbuang.

“Pasien ginjal itu unik, tidak bisa diberikan suplemen sembarangan, susu sembarangan. Karena nanti proteinnya tinggi untuk pasien pre-dialisis atau sebaliknya untuk pasien dialisis. Jadi pilihlah suplemen nutrisi yang disesuaikan dengan penyakit ginjalnya.” tambahnya.

Untuk mereka yang berada pada kategori usia lansia, anak-anak, serta ibu hamil dan menyusui, baik mereka yang masuk stadium penyakit ginjal pre-dialisis dan dialisis memiliki keragaman kebutuhan protein yang berbeda-beda. Perhitungan gizi yang dibutuhkan dapat dikonsultasikan lewat dokter atau ahli gizi.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Mia Umi Kartikawati

Redaktur, traveller, penikmat senja, musik, film, a jurnalist, content creator enthusiast, food lovers, a mom who really love kids. Terus belajar untuk berbagi dan bersyukur dalam jalani hidup agar bisa mendapat berkah.
Back to top button