Market

Kecewa UMP 2023 Tak Naik Maksimal, Serikat Pekerja Siapkan Demo Sebulan

Kecewa berat dengan keputusan UMP 2023, Asosiasi Serikat Pekerja (Aspek) Indonesia mengumandangkan aksi turun ke jalan sebulan penuh. Dimulai besok (1/12/2022).

“Surat pemberitahuan sudah kami kirim ke seluruh Apersi se-Indonesia. Demo menolak UMP 2023, dimulai 1 Desember 2022. Insha Allah, demo kami sebulan penuh,” ungkap Presiden Apersi Indonesia, Mirah Sumirat kepada Inilah.com, Jakarta, Rabu (30/11/2022).

Menurut Srikandi Buruh ini, upah minimum provinsi (UMP) 2023, tidak mencerminkan keberpihakan pemprov terhadap nasib buruh. Tidak satupun gubernur di Indonesia mematok kenaikan UMP 2023 di batas atas 10 persen. Sesuai Permenaker 18/2022 tentang Penetapan Upah Minimum Tahun 2023. “Kita tidak bicara nominal upah. Tapi besaran kenaikan UMP 2023-nya. Yang parah itu Papua Barat, Maluku Utara dan DKI Jakarta,” tegas Mirah.

Padahal, lanjut Mirah, ketika buruh berupah layak, roda perekonomian bisa bergerak lebih cepat. Karena, buruh memiliki daya beli yang kuat. Ujung-ujungnya, buruh belanja produk-produk industri. Bisa jadi yang dibeli adalah produk dari industri, tempat buruh bekerja. “Artinya apa, duit buruh kembali ke pemilik industri. Ya, bos-bos buruh juga,” ungkapnya.

Mirah mengatakan, pemerintah seharusnya mendorong terwujudnya upah buruh yang layak. Karena, efek dominonya cukup dahsyat kepada pertumbuhan ekonomi. Langkah mulia ini, seirama dengan cita-cita kemerdekaan dan konstitusi. Yakni, mewujudkan kesejahteraan yang berkeadilan. “Sayangnya, buruh masih jadi korban penindasan. Buruh masih rentan PHK dan upah murah,” tandasnya.

Khusus UMP 2023 yang ditetapkan Pemprov DKI, naik 5,6 persen menjadi Rp4.573.845, kata Mirah, Apersi menolak keras. Dalam penentuan UMP 2023, Pemprov DKI berpatokan kepada inflasi tahunan di Oktober 2022, sebesar 4,5 persen.

Padahal, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) pernah menyampaikan angka proyeksi inflasi 2022 (year on year/yoy) sebesar 6,6-6,8 persen. “Ingat, pasca kenaikan harga BBM sebesar 30 persen pada awal September 2022, harga-haraga naik signifikan. Sementara upah tidak naik. Membuat kehidupan buruh semakin berat. Makanya kita siapkan aksi massa ke balai kota,” pungkasnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button