Juru bicara PDIP Chico Hakim meyakini Ketua DPP PDIP Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak ada kaitannya dengan perkara dugaan korupsi tata kelola minyak mentah Pertamina. Soal Kejaksaan Agung yang bicara peluang pemeriksaan, PDIP anggap sebagai upaya penggiringan opini.
Ahok sendiri pernah menjabat sebagai Komisaris Utama PT Pertamina dari 22 November 2019 hingga 2 Februari 2024. Sementara perkara yang diungkap Kejagung itu terjadi di periode 2018-2023.
“Upaya penggiringan opini untuk menyudutkan PDI Perjuangan memang sedang marak terjadi. Salah satunya melalui kasus tata kelola minyak oleh anak perusahaan Pertamina, Patra Niaga,” ujar Chico saat dihubungi, Jakarta, Minggu (2/3/2025).
Chico menambahkan, masyarakat tidak akan terpengaruh oleh isu yang mengaitkan Ahok dengan praktik korupsi di perusahaan minyak dan gas milik negara tersebut. “Justru Pak Ahok sangat bersemangat untuk hadir apabila memang ada panggilan dari Kejaksaan,” tuturnya.
Asal tahu saja, Ahok cukup emosional ketika dengan dirinya berpeluang diperiksa dalam korupsi minyak mentah Pertamina yang baru-baru ini diungkap Kejagung. Dia menyatakan siap diperiksa, sekaligus akan buka-bukaan soal data dan rekaman yang dimilikinya seputar kebijakan Pertamina.
“Saya siap (dipanggil Kejagung), saya senang membantu, dan saya senang kalau di sidang itu semua rekaman rapat itu diputar (secara terbuka), biar seluruh rakyat Indonesia mendengarkan apa yang terjadi di Pertamina,” kata Ahok dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat (28/2/2025).
Menanggapi sikap Ahok, mantan penyidik KPK M. Praswad Nugraha menyatakan, Ahok jangan banyak bicara. Jika memang punya rekaman dan notulensi, adukan saja ke penegak hukum. Praswad juga mengingatkan Ahok agar tidak meniru langkah Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, yang sempat mengaku akan mengungkap skandal korupsi pejabat pemerintahan Presiden Jokowi setelah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK.
Saat itu, Hasto berjanji akan membongkar kasus tersebut melalui sebuah video yang diklaim dibawa oleh pengamat militer Connie Bakrie ke Rusia. “Kalau ngomong ke media saya akan buka, bongkar, dan masukkan ke penjara. Hukum Indonesia enggak begitu. Masukin orang ke penjara lewat media?” kata dia.
“Kalau Ahok punya datanya, 100 persen saya dukung. Ayo kita bongkar bareng-bareng. Bila perlu, saya temani Senin besok ke KPK, Polri, atau Kejaksaan. Kalau cuma ngomong ke media seperti Narasi, bilang ‘saya bongkar dan masukin penjara’, itu sulit,” tegasnya.
Sebelumnya, Sebelumnya, Kejagung menyatakan tak menutup peluang memeriksa eks Komisaris Utama PT Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang PT Pertamina Subholding dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) 2018–2023.
“Jadi siapa pun yang terlibat dalam perkara ini, baik berdasarkan keterangan saksi, maupun berdasarkan dokumen atau alat bukti yang lain pasti akan kita panggil untuk dimintai keterangan, siapa pun,” kata Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Abdul Qohar di Jakarta, Kamis (27/2/2025).
Hingga kini, Kejagung telah menetapkan sembilan tersangka dalam skandal korupsi tersebut. Dua tersangka terbaru adalah Maya Kusmaya, Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PT Pertamina Patra Niaga, serta Edward Corne, VP Trading Operation PT Pertamina Patra Niaga. Keduanya langsung ditahan di Rutan Salemba cabang Kejagung untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Adapun modus yang digunakan, antara lain, pengoplosan produk minyak berkadar oktan rendah dengan oktan tinggi serta pengadaan bahan bakar dengan sistem penunjukan langsung tanpa lelang. Akibat praktik ini, harga BBM yang diperoleh jauh lebih mahal dari harga seharusnya. Kerugian negara akibat skandal ini diperkirakan mencapai Rp193,7 triliun, menjadikannya salah satu kasus korupsi terbesar dalam sejarah Indonesia. Adapun tujuh tersangka lainnya:
1. Riva Siahaan – Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga
2. Sani Dinar Saifuddin – Direktur Optimasi Feedstock dan Produk
3. Yoki Firnandi – Direktur Utama PT Pertamina Internasional Shipping
4. Agus Purwono – Vice President Feedstock Manajemen Kilang Pertamina Internasional
5. Muhammad Kerry Andrianto – Beneficial Owner PT Navigator Khatulistiwa
6. Dimas Werhaspati – Komisaris PT Navigator Khatulistiwa
7. Gading Ramadhan Joedo – Komisaris PT Jenggala Maritim