Kejar Pajak Rp1.988 Triliun Sri Mulyani Menyerah, Tahun Depan Gaya-gayaan Naik Rp2.189 Triliun

Jumat, 15 November 2024 – 21:50 WIB

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani (Foto: Antara).

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com

+ Gabung

Komisi XI DPR menyoroti lemahnya kinerja Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani yang bertanggung jawab atas target Rp1.988,9 triliun. Tahun ini, setoran pajak diprediksikan babak belur.

Anggota Komisi XI DPR sal PDIP, Harris Turino, misalnya,  mengatakan hingga 31 Oktober penerimaan pajak baru mencapai 76,3 persen dari target. Sementara, waktu yang tersisa untuk mengejar target pajak 2024 tersisa 2 bulan.

“Pada 31 Oktober 2024, penerimaan pajak baru 76,3 persen. Waktu tersisa 2 bulan. Apakah penerimaan pajak bisa 100 persen (target) bisa tercapai? Atau jangan-jangan gagal,” kata Harris, Jakarta, dikutip Jumat (15/11/2024).

Dikatakan, apabila Sri Mulyani saja sudah menyerah akan target pajak 2024, bagaimana dengan target pajak 2025? Apakah tidak berlebihan Kemenkeu memasang target pajak 2025 di atas Rp2.000 triliun?

“Tahun depan, perekonomian dunia semakin tidak pasti. Belum lagi perkembangan Pemilu di AS yang punya dampak ekonomi global. Sehingga, apakah logis dengan target pajak tahun depan sebesar Rp2.189 triliun,” kata Harris.

Advertisement

Advertisement

Pandangan senada disampaikan anggota Komisi XI DPR asal Fraksi PKS, Anis Byarwati. Dia miris dengan penerimaan pajak hingga Oktober baru 76,3 persen. “Sampai Oktober ini baru sekitar 76,3 persen dari target,” kata dia.

Anis mengapresiasi upaya Kemenkeu dalam mengejar target. Namun, upaya kejar target itu jangan sampai mengorbankan kesejahteraan masyarakat.

Contoh kebijakan yang mengorbankan kesejahteraan masyarakat itu adalah kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025.

“Penerimaan pajak memang mengalami perbaikan, kami menyambut baik tentu dan semoga usaha gigih pemerintah untu mencapai target ini bisa berhasil,” kata dia.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa 2024 merupakan tahun yang berat untuk mengumpulkan penerimaan pajak.

Penerimaan pajak sampai Oktober 2024 masih sebesar Rp 1.517,5 triliun atau 76,3 persen dari target 2024 sebesar Rp1.988,9 triliun.

Realisasinya pun lebih rendah 0,4 persen dari capaian per Oktober 2023 yang sebesar Rp1.523,9 triliun.

“Tahun ini memang tahun yang sangat berat dengan pertumbuhan pajak yang negatif sebab harga harga yang dari CPO, kemudian dari batu bara, mengalami penurunan,” kata Sri Mulyani.

Wakil Menteri Keuangan III, Anggito Abimanyu memastikan, target penerimaan pajak 2024 sebesar Rp1.988,9 triliun masih dikejar. Entah bagaimana caranya, mudah-mudahan sampai.

Topik

BERITA TERKAIT