Market

Kekacauan di China Membuat Dolar AS Tak Terkalahkan

Terhadap mata uang utama, nilai tukar (kurs) dolar AS, masih terlalu perkasa. Dipicu protes pembatasan COVID-19 di China yang melahirkan kekacauan.

Kondisi ini merusak sentimen, berdampak kepada merosotnya yuan, serta mendorong investor yang gelisah beralih ke mata uang safe-haven greenback.

Asal tahu saja, gelombang protes COVID-19 berkobar di sebagian besar wilayah China, setelah kebakaran mematikan di Urumqi, ujung barat China. Kekacauan juga terjadi ketika ratusan demonstran dan polisi bentrok di Shanghai, Minggu malam (27/11/2022).

Terhadap yuan di pasar luar negeri, dolar naik 0,76 persen pada awal perdagangan Asia menjadi 7,2456. Aussie, yang sering digunakan sebagai proksi likuid untuk yuan, turun 0,61 persen menjadi 0,6714 dolar AS, sedangkan mata uang negeri kiwi merosot 0,5 persen, menjadi diperdagangkan di 0,6216.

Meski pemulihan ekonomi Indonesia berjalan cukup positif, belum bisa membuat nilai tukar rupiah ‘berotot’ terhadap dolar AS. Hari ini diprediksi melemah.

Pada Senin pagi (28/11/2022), rupiah terkulai di level Rp15.725 per dolar AS. Melemah sekitar 0,34 persen atau 52,50 poin dibanding penutupan Jumat (25/11/2022) di level Rp15.672,6 per dolar AS.. Indeks dolar AS menguat 0,47 persen atau 0,50 poin ke 106,46.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, sentimen terhadap kurs rupiah datang dari kinerja pemulihan ekonomi yang terus berjalan cukup baik, di tengah pandemi Covid-19.

Pemulihan ini salah satunya ditopang oleh kinerja ekspor. “Dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi, akan membawa aliran dana asing masuk ke pasar finansial dalam negeri. Sehingga akan berdampak terhadap penguatan nilai mata uang rupiah,” ujar Ibrahim.

Kendati pemulihan ekonomi sudah on the track, lanjut Ibrahim, belum mampu menyangga nilai tukar mata uang Garuda. Dirinya memprediksi rupiah berpotensi melemah di rentang Rp15.650-Rp15.700 per dolar AS.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button