Hangout

Wolbachia Jadi Alternatif Pengendalian DBD

Dalam rangka membantu meminimalisir penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD), Kementerian Kesehatan meluncurkan program Implementasi Pilot Project Wolbachia. Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama menilai program ini akan jauh lebih efektif jika dibarengi dengan program pelengkap yang disebut Integrated Mosquito Management (IMM) approach atau pendekatan manajemen nyamuk yang terintegrasi.

Menurut Prof Tjandra, pemerintah perlu melakukan pengamatan terhadap faktor risiko penyakit nyamuk dengan baik sehingga dapat segera mendapatkan informasi yang tepat.

“Pemerintah melakukan surveilans nyamuk secara baik, yaitu selalu melacak dan memonitor jumlah dan jenis nyamuk di daerah tertentu,” kata Prof Tjandra kepada Inilah.com, Jumat (02/06/2023).

Selanjutnya pemerintah juga perlu memonitor dampak program pendekatan IMM ini terhadap peredaran jumlah nyamuk serta melakukan penyuluhan pada masyarakat mengenai pengendalian nyamuk di sekitar mereka.

“Penyuluhan masyarakat tentang bagaimana mengendalikan nyamuk di sekitar tempat tinggal dan sebaiknya juga di tempat beraktifitas,” ujar Prof Tjandra.

Bukan hanya dari pemerintah saja, Prof Tjandra juga mengajak masyarakat untuk turut serta berkontribusi dalam program ini, yaitu dengan menghilangkan genangan air guna mencegah perkembangbiakan nyamuk serta menggunakan larvasida dan insektisida untuk membunuh nyamuk dan jentik-jentiknya.

Lebih lanjut, menurut Center of Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika Serikat, kata Prof Tjandra, penyebaran nyamuk yang memiliki wolbachia dimaksud untuk mengurangi jenis nyamuk tertentu, contohnya nyamuk penyebab DBD Aedes Aegypti.

“Pelepasan nyamuk dengan Wolbachia di lingkungan memang tidaklah bermaksud untuk menghentikan terjadinya ledakan (outbreak) suatu penyakit yang berhubungan dengan nyamuk,” jelas Prof Tjandra.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button