Market

Kelangkaan Solar Subsidi, Ketua BPH Migas Layak Diganti

Terkait kelangkaan solar di sejumlah daerah, Anggota Komisi VII DPR Muhammad Nasir mendesak pergantian Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas).

Nasir juga mempertanyakan belum adanya tindakan tegas dari BPH Migas, Pertamina, dan Kementerian ESDM, terkait maraknya penyelewengan atau pelanggaran penyaluran solar subsidi. “Miris sekali rakyat pada ngantre, yang nyuri-nyuri enggak perlu antre. Sumatera Selatan itu ada 15 ribu barel hilang crude kita per hari, enggak ngantre. Kok nangkepnya 6 truk saja, yang lain ke mana?” kata Nasir, Rabu (30/3/2022).

Dia menduga, penyaluran solar subsidi yang tidak tepat sasaran terjadi di hampir seluruh provinsi. Namun, belum ada penindakan terhadap para pelaku atau penetapan sanksi bagi SPBU yang melanggar. “Makanya saya minta Ketua BPH Migas ini kita pilih ulang, siapa yang mampu tuntaskan itu yang kita pilih. Saya minta pimpinan, nanti buat panja-nya, kita pemilihan ulang, biar clear,” tegas Nasir.

Politisi Demokrat ini mendesak Dirjen Migas, BPH Migas, maupun Pertamina menindak tegas para pelanggar distribusi solar subsidi. Karena, saat ini, penjualan solar subsidi sudah melebihi kuota. Alhasil, keuangan Pertamina menjadi kembang-kempis. “Saya minta, kalau ini enggak clear, saya minta Ketua BPH kita putar ulang. Kalau enggak clear dan enggak bisa menuntaskan regulasi. Saya juga minta Pertamina tegas, kalau butuh impor untuk mengurangi kerugian, ya kita impor,” kata Nasir.

Kepala BPH Migas, Erika Retnowati menyebutkan pihaknya sudah melakukan langkah-langkah pengawasan dan pengendalian sesuai regulasi yang berlaku. Adapun beberapa kasus sudah ditindak bersama aparat penegak hukum.

Erika memaparkan, kasus oplos solar terdeteksi di Muara Enim, Sumatera Selatan pada 11 Maret 2022. Ditemukan, sebanyak 108 ton solar oplosan siap didistribusikan. Kedua, kasus penimbunan solar ditemukan di Indramayu.

“Kami juga mengecek CCTV di berbagai SPBU, pembeli menggunakan mobil tangki yang dimodifikasi di beberapa daerah. Kemudian, ada banyak truk-truk tambang dan perkebunan sawit ikut antre di SPBU, kebanyakan di daerah tambang dengan antrean terbanyak,” ungkapnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button