Arena

Keluh Kesah Shin Tae-yong di Piala AFF 2020, Nasi Kotak hingga Krisis Penyerang

Pelatih timnas sepak bola Indonesia, Shin Tae-yong, mengungkapkan sejumlah alasan ketika berjuang dengan tim nasional sepak bola Indonesia di final Piala AFF 2020 sebelum menelan kekalahan 0-4 dari Thailand pada laga pertama di Stadion Nasional Singapura, Rabu (29/12/2021).

Sebelumnya Shin mengeluhkan asupan konsumsi yang diberikan panitia Piala AFF 2020. Panitia yamg kerap memberikan nasi kotak yang menurut Shin tak mencukupi kebutuhan nutrisi para pemainnya.

Pelatih berusia 51 itu khawatir nasi kotak yang dimakan Asnawi Mangkualam dan kawan-kawan tidak mampu memenuhi gizi para pemain Timnas Indonesia, terutama menjelang final Piala AFF melawan Thailand.

Apalagi saat ini skuad Garuda tak diperbolehkan keluar dari hotel, tempat latihan dan lapangan bertanding karena sistem gelembung yang diterapkan panitia.

“Saya mencoba menanamkan gaya bertarung pada sepak bola Indonesia. Sayangnya, di turnamen ini kami hanya makan nasi kotak,” ucap Shin Tae-yong.

Selain itu ia juga mengeluhkan regenerasi penyerang di Tanah Air. Menurut Shin, hal itu karena klub-klub di Indonesia kebanyakan memakai penyerang asing.

“Sebagian besar penyerang di Liga 1 adalah pemain asing. Hasilnya, tidak ada penyerang yang berpengalaman,” kata Shin.

Kalah Kelas

Terbukti Agresivitas Thailand membuat tim berjulukan Gajah Perang itu menguasai bola mencapai 67 persen dan 28 peluang. Sementara Indonesia hanya membukukan 33 persen penguasaan bola dan lima peluang.

“Skuad Indonesia masih kurang pengalaman. Kami kebobolan pada awal laga karena pemain masih gugup,” kata mantan pelatih timnas Korea Selatan itu.

Kekalahan pertandingan semalam sekaligus menjadi yang pertama bagi Indonesia selama gelaran Piala AFF 2020. Sementara, Thailand berhasil melanjutkan rekor tak terkalahkan dalam tujuh laga di turnamen ini.

Menanggapi hal itu, Shin tak ingin anak asuhnya menatap leg kedua dengan kepala tertunduk. Ia meminta seluruh pemain tetap menaruh optimisme karena sudah jauh-jauh melangkah ke final.

“Memang kalau melihat pertandingan ini, terlihat tidak mungkin. Tapi bola itu bundar, jadi kami akan bekerja keras hingga akhir dan akan mendapat hasil yang baik,” tegas Shin.

Di atas kertas, terlihat jelas Thailand memiliki level yang berbeda dengan Indonesia pada pertandingan semalam. Namun seperti yang  Shin utarakan, tidak ada yang mustahil dalam sepak bola.

Untuk mewujudkan mimpi Indonesia menjuarai Piala AFF pertama kali dalam sejarah, skuad Garuda harus mencetak minimal lima gol agar otomatis keluar sebagai juara.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Ibnu Naufal

Menulis untuk masa depan untuk aku, kamu dan kita.
Back to top button