Market

Hasil Survei OJK, Guru Paling Banyak Terjebak Pinjol Ilegal

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan guru menjadi profesi yang paling banyak terjerat pinjaman online ilegal. Di antara alasan yang masuk karena ingin mencari dana lebih cepat dan mungkin juga untuk alasan gaya hidup maupun alasan mendesak.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Eksekutif Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, Frederica Widyasari Dewi. Dari data yang terhimpun 42% masyarakat yang terjerat pinjol ilegal adalah guru.

Fakta-fakta itu berdasarkan survei yang dilakukan NoLimit Indonesia pada 2021. Dari survei itu terungkap kalau sebanyak 28% masyarakat Indonesia tidak dapat membedakan pinjaman online legal dan ilegal.

Sejumlah pihak yang menempati daftar korban pinjol ilegal setelah guru di antaranya korban PHK sebanyak 21%, dan ibu rumah tangga sebanyak 18%. Sementara, nilai kerugian masyarakat di seluruh Indonesia akibat investasi bodong dan pinjol ilegal senilai Rp 126 triliun (2018-2022).

Berbagai alasan latar belakang masyarakat terjerat pinjol di antaranya untuk membayar utang, ekonomi menengah ke bawah, ingin mencairkan dana lebih cepat, memenuhi kebutuhan, gaya hidup dan alasan yang mendesak.

Oleh karena itu, Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Friderica Widyasari Dewi mengatakan, perempuan, terutama ibu rumah tangga, menjadi salah satu sasaran utama literasi keuangan pada 2023.

“Apalagi sudah sering dikatakan kalau if you educated woman, you educate a nation,” tegas Kiki, sapaan akrab Friderica, Selasa (22/11/2022).

Selain perempuan, masyarakat desa dan pelajar juga menjadi sasaran literasi dan edukasi pada tahun depan. Sebab, pada urutan selanjutnya yang kerap terjerat pinjol ilegal adalah karyawan sebanyak 9%, pedagang 4%, pelajar 3%, tukang pangkas rambut 2%, dan ojek online 1%.

Tunggakan Warga Jakarta Rp10,87 Triliun

Data lain yang diungkap OJK adalah warga masyarakat DKI Jakarta masih memiliki utang pinjaman online (pinjol) sebanyak Rp10,87 triliun pada Juni 2023. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 3,14 persen dari Rp10,54 triliun pada Mei 2023.

Dikutip dari informasi yang terpampang pada laman Otoritas Jasa Keuangan (OJK), utang tersebut berasal dari 2,37 juta akun pengguna pinjol di Ibu Kota. Jumlah warga DKI Jakarta yang meminjam pada pinjol itu naik 2,59 persen dari periode Mei 2023 yang mencapai sebanyak 2,31 juta.

Adapun, tingkat wanprestasi (TWP) 90 di DKI Jakarta pada Juni 2023 sebesar 3,13 persen, turun jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencapai sebesar 3,23 persen.

TWP90 adalah ukuran tingkat wanprestasi atau kelalaian penyelesaian kewajiban yang tertera dalam perjanjian pendanaan di atas 90 hari sejak tanggal jatuh tempo.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button