Hangout

Kemaluannya Dimasukkan Botol, Amber: Sampai Aku Tak Bisa Bernafas

Aktris Amber Heard menuding mantan suaminya, Johnny Depp kerap melakukan kekerasan seksual. Salah satu kekerasan yang dilakukan adalah memasukkan botol alkohol ke kemaluannya.

Peristiwa itu terjadi pada 2017 lalu, ketika Depp Syuting Pirates of the Caribbean: Dead Men Tell No Tales di Australia. “Johnny Depp menaikkanku ke atas meja dan menindihku. Dia kemudian memukul wajahku berkali-kali,” kata Amber.

Menurutnya, ketika itu pemeran Jack Sparrow itu di bawah pengaruh obat-obatan dan alkohol, hingga tega melakukan kekerasan fisik, yakni memasukkan botol ke kemaluan istrinya.

“Akibat kejadian itu tulang kemaluanku sangat sakit. Aku tak pernah setakut itu dalam hidupku sampai aku tak bisa bernapas,” ujarnya.

Ia menceritakan, hubungannya dengan Depp sangat tidak sehat dan kerap melukainya ketika ada konflik. Meski dirinya kerap membela mempertahankan diri, namun tidak sebanding dengan kekuatannya sebagai seorang perempuan.

“Dia menghancurkanku secara fisik dan mental. Semua itu karena dia kecanduan obat-obatan terlarang dan alkohol,” tudingnya.

Sementara itu Johnny Depp yang mendengar kesaksian mantan istrinya langsung membantah. Depp menegaskan bahwa Amber telah menyebarkan fitnah, serta melakukan KDRT terhadap dirinya.

Saksi Ahli Psikolog

Hingga saat ini perseturuan keduanya masih terus berlanjut di persidangan. Sebelumnya, seorang saksi psikolog di persidangan mengatakan bahwa Amber Heard menderita gangguan stres pasca-trauma atau Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD) akibat pelecehan fisik dan seksual yang dilakukan mantan suaminya.

Dawn Hughes bersaksi bahwa dia telah mendiagnosis Heard setelah memeriksanya selama 29 jam dan meninjau catatan terapi, dan dia telah menyimpulkan bahwa Depp terlibat dalam kekerasan tingkat tinggi.

Hughes menceritakan banyak contoh dugaan kekerasan seksual, yang katanya dimotivasi oleh kecemburuan obsesif Depp dan keinginan untuk menunjukkan dominasi.

Hughes adalah saksi pertama yang dipanggil oleh pengacara Heard, saat mereka memulai pembelaan dalam persidangan pencemaran nama baik senilai US$50 juta di Fairfax.

Mereka berusaha untuk melawan citra yang dihadirkan oleh pengacara Depp, yang menggambarkan Heard sebagai pelaku dalam hubungan mereka, dan mempertahankan bahwa Depp akan mundur setiap kali dia menghasut perkelahian.

“Ketika Mr. Depp mabuk atau dalam keadaan tinggi, dia melemparkan diri ke tempat tidur, merobek baju tidur Heard dan mencoba berhubungan seks dengannya,” kata Hughes.

Sementara itu saksi psikolog dari tim Depp justru menceritakan berbeda dengan apa yang disampaikan oleh Hughes, saksi psikolog dari tim Amber.

Curry mengatakan bahwa Heard menderita gangguan kepribadian. Ia memeriksa Heard selama 12 jam atas nama Depp, dan bersaksi bahwa Heard cenderung memberikan pernyataan terlalu dramatis dan penuh kemarahan.

Curry juga bersaksi bahwa Heard menderita gangguan kepribadian histrionik, yang katanya ditandai dengan drama dan kebohongan serta ketidaknyamanan yang ekstrem karena tidak menjadi pusat perhatian. Curry juga menyatakan bahwa Heard tidak menderita PTSD.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Anton Hartono

Jurnalis yang terus belajar, pesepakbola yang suka memberi umpan, dan pecinta alam yang berusaha alim.
Back to top button