Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan draf resolusi Dewan Keamanan PBB soal gencatan senjata di Gaza adalah omong kosong.
Dalam pemungutan suara terbaru di DK PBB, AS kembali memveto draf tersebut. Thomas-Greenfield membeberkan alasan pemerintahnya mengambil pilihan itu.
“Melanjutkan pemungutan suara hari ini merupakan angan-angan dan tidak bertanggung jawab,” katanya, Selasa (20/2/2024), seperti dikutip CNN.
Thomas-Greenfield juga mengatakan resolusi itu merusak proses perundingan gencatan senjata yang diupayakan Israel dan Hamas.
“Kami berharap bisa terlibat dalam sebuah perjanjian yang kami yakini akan mengatasi banyak kekhawatiran bersama,” kata dia.
DK PBB pada Selasa, menggelar voting draf resolusi gencatan senjata Gaza yang diinisiasi oleh Aljazair. Namun, AS selaku anggota tetap DK PBB yang punya keistimewaan, menggunakan hak veto sehingga draf itu tak lolos.
Untuk meloloskan resolusi, draf harus disetujui sembilan anggota DK PBB dan tidak ada veto dari lima anggota tetap.
Menanggapi veto AS, Aljazair dan Palestina murka. Duta Besar Aljazair untuk PBB Amar Bendjama mengatakan resolusi itu mendukung hak hidup warga Palestina.
“Pihak yang menentang draf resolusi ini menyiratkan dukungan terhadap kekerasan brutal dan hukuman kolektif yang menimpa mereka,” kata Bendjama.
Sementara itu, Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan veto ini menjadikan AS negara mitra dalam kejahatan genosida, pembersihan etnis, hingga kejahatan perang yang dilakukan Israel.
Pasukan Israel masih melancarkan agresi ke Palestina sejak 7 Oktober. Mereka terus menggempur warga dan objek sipil seperti rumah sakit hingga kamp pengungsian. Imbas gempuran pasukan Zionis, lebih dari 29.000 jiwa di Palestina meninggal dan ratusan ribu rumah hancur.
Leave a Reply
Lihat Komentar