Kemendikbud Minta Tambahan Anggaran Rp26,44 Triliun


Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Ristek, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim meminta usulan tambahan anggaran tahun anggaran (TA) 2025 sebesar Rp26,44 Triliun.

“Pagu anggaran Kemendikbud ditetapkan sebesar Rp83,19 Triliun dan besaran pagu ini sesuai dengan hasil kesepakatan di RDP yang dilaksanakan kemarin 2-3 September,” ungkap Nadiem saat rapat dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (6/9/2024).

“Untuk memastikan terlaksananya program ini, Kemendikbud akan menyampaikan usulan tambahan anggaran sebesar Rp26,44 Triliun,” sambungnya.

Dirinya optimis bila anggaran Kemendikbudristek bakal ditambah mengingat begitu banyak program dan kepentingan yang mesti terpenuhi, seperti Program Indonesia Pintar (PIP), Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIPK), hingga tunjangan bagi guru dan dosen demi kesejahteraan.

“Kami juga menyadari bahwa karena anggaran pendidikan secara makro itu meningkat cukup signifikan, kami cukup optimis untuk mendapatkan tambahan anggaran TA 2025,” tegasnya.

Beberapa program prioitas pada TA 2025, yakni penanganan terhadap anak tidak sekolah, melalui berbagai macam intervensi dan terus dikoordinasikan dengan daerah.

“Tentunya (program prioritas kedua, yaitu) guru termasuk penyediaan dan juga kesejahteraan guru, seperti dalam beberapa tahun terakhir itu sudah jelas menjadi prioritas kita,” tuturnya.

“Melalui beberapa program seperti guru honorer dan guru honorer menjadi PPPK, dan berbagai usaha kita untuk memastikan bahwa tunjangan guru terjadi dan terakselerasi,” lanjutnya.

Kemudian ada pula program revitalisasi dan pembangunan sekolah, bekerja sama dengan Kementerian PUPR. Program ini juga menjadi program prioritas pada pemerintahan berikutnya.

Lalu, afirmasi kepada daerah tertinggal, peningkatan akses, dan terutama memberi perhatian juga kepada Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang menjadi bagian dari mandat Kemendikbudristek untuk mendukungnya.

“Tentunya peningkatan kualitas vokasi di jenjang menengah maupun pendidikan tinggi, harus terus kita tingkatkan. Di bidang bahasa, dimana internasionalisasi bahasa Indonesia di mana sudah mendapatkan berbagai macam capaian, juga menjadi fokus,” kata Nadiem.

“Dan pelestarian bahasa dan sastra daerah, serta pelestarian dan perlindungan warisan budaya,” tandasnya.