Kementerian Keuangan mengantongi dana segar hingga Rp11,15 triliun dari surat utang hasil lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Dana tersebut sebagian digunakan untuk menutup defisit dalam APBN 2024 sebesar 2,9 persen atau senilai Rp522,8 triliun.
Adapun, DJPPR Kemenkeu telah melaksanakan lelang 7 seri SBSN, yakni seri Surat Perbendaharaan Negara-Syariah (SPN-S) dan Project Based Sukuk (PBS), dengan total penawaran masuk sebesar Rp23,64 triliun.
“Total penawaran masuk sebesar Rp23,64 triliun. Sedangkan total nominal yang dimenangkan dari tujuh seri yang ditawarkan tersebut adalah Rp11,15 triliun,” tulis Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR Kemenkeu) dalam keterangan resminya, Senin, (5/2/2024).
Tenor Project Based Sukuk yang ditawarkan pun beragam mulai dari 2 tahun hingga 25 tahun, dan tingkat kupon mulai dari 4,87% sampai 6,87%. Seri PBS memiliki alokasi pembelian non-kompetitif maksimal 30% dari seluruh lelang yang dimenangkan.
Dalam APBN 2024, pemerintah menargetkan penerbitan Surat Utang Negara (SUN) sebesar Rp666,44 triliun dari tahun 2023 sebesar Rp362,93 triliun. Walaupun akan disesuaikan dengan tekanan eksternal seperti suku bunga The Fed, faktor nilai tukar rupiah dan tingkat inflasi masih membayangi prospek penerbitannya.
Sedangkan surat utang yang akan jatuh tempo tahun ini sebesar Rp565 triliun dan tahun lalu sebesar Rp482 triliun.
Leave a Reply
Lihat Komentar