News

Kemenlu Bantah Berita Kunjungan Pejabat Indonesia ke Israel

Jumat, 23 Sep 2022 – 03:21 WIB

Pejabat Indonesia Israel

Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah (foto: Antara)

Kementerian Luar Negeri membantah berita yang menyebut bahwa delegasi Indonesia yang dipimpin oleh seorang ‘pejabat senior’ mengunjungi Israel dalam rangka normalisasi hubungan kedua negara.

Juru Bicara Kemenlu RI Teuku Faizasyah menegaskan bahwa sebagai pengampu kebijakan luar negeri Indonesia, pihaknya tidak pernah melakukan langkah-langkah yang mengarah ke normalisasi hubungan, seperti yang dilaporkan media Israel tersebut.

“Posisi Indonesia tidak berubah, bahwa yang kita dahulukan adalah satu penyelesaian damai antara Palestina dan Israel yang berangkat dari Solusi Dua Negara, yaitu untuk berdamai dengan batas-batas wilayah yang jelas,” kata Faizasyah dalam konferensi pers secara daring pada Kamis (22/9/2022).

Menegaskan jika Indonesia tidak mengubah posisinya terkait konflik Palestina dan Israel, Faizasyah mengatakan bahwa siapa pun yang disebut sebagai ‘pejabat senior’ oleh media Israel tersebut tidak bisa mewakili kepentingan Indonesia.

Sebelumnya, The Jerusalem Post melaporkan bahwa Indonesia mengirim delegasi rahasia yang dipimpin oleh seorang ‘pejabat senior’ ke Israel, di tengah memanasnya hubungan baru-baru ini antara kedua negara.

Berita itu menyebut bahwa serangkaian pertemuan dan laporan dalam beberapa bulan terakhir tahun 2021 menunjukkan bahwa Israel dan Indonesia telah tumbuh lebih dekat, dengan kerja sama perdagangan dan pariwisata.

Laporan itu juga menyebut bahwa Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga mengangkat kemungkinan normalisasi hubungan diplomatik Indonesia-Israel, dalam pertemuan dengan para pejabat di Jakarta pada Desember tahun lalu.

Pemberitaan The Jerusalem Post sempat mendapat tanggapan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Sudarnoto Abdul Hakim menyebut Israel sengaja menggunakan media untuk merusak kepercayaan masyarakat dan bangsa Palestina terhadap Indonesia.

“Ada kepentingan kuat Israel melalui media. Pertama, untuk merusak kepercayaan masyarakat dan bangsa Palestina terhadap Indonesia,” ujarnya.

Sudarnoto mengatakan narasi yang dibangun oleh media Israel adalah bahwa bangsa Indonesia sudah mulai bersahabat baik dengan Israel mengikuti jejak sejumlah negara Muslim lain yang sudah membuka hubungan diplomatiknya dengan Israel.

“Kedua, melalui media, pihak Israel dengan sengaja telah mengusik komitmen pemerintah dan bangsa Indonesia untuk memperjuangkan kedaulatan/kemerdekaan bangsa Palestina,” lanjut dia.

Menurut Sudarnoto, media Israel telah dengan sengaja memberikan ruang kepada tokoh dan kelompok masyarakat pro Zionis Israel untuk terus melakukan berbagai upaya melemahkan semangat pembelaan kepada rakyat dan bangsa Palestina dan membuka satu babak baru, yaitu hubungan dan kerja sama diplomatik yang lebih produktif Indonesia-Israel.

“Berbagai saluran dan cara lain juga dilakukan untuk menghubungkan Israel-Indonesia secara diplomatik. Di antara cara itu ialah mengembangkan opini secara luas melalui media bahwa sudah ada upaya-upaya serius dari kedua belah pihak untuk membuka hubungan diplomatik ini,” katanya.

Sudarnoto juga mengapresiasi sikap Kementerian Luar Negeri RI yang tegas menyatakan tidak akan pernah membuka hubungan diplomatik dengan Israel.

“MUI menyampaikan respek kepada pihak Kementerian Luar Negeri RI yang tetap dengan tegas menyatakan untuk tidak akan pernah membuka hubungan dan kerja sama diplomatik dengan Israel sepanjang Israel masih terus melakukan penjajahan dan berbagai kejahatan terhadap rakyat dan bangsa Palestina,” ucapnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button