Kenali Jenis Kucing yang Cocok bagi Penderita Alergi


Alergi bulu kucing merupakan reaksi alergi yang muncul saat tubuh bersentuhan dengan bulu kucing. Gejala yang ditimbulkan bisa ringan, bahkan berat sampai mengancam nyawa.

Namun bagi penderita alergi jangan berkecil hati, sebab ada loh jenis kucing yang cocok dipelihara.

Pasalnya, tidak semua ras kucing memiliki bulu yang dapat memicu alergi, sehingga kita tetap bisa memeilihara beberapa jenis kucing yang hipoalergenik tersebut.

“Sebenarnya setiap orang bisa datang ke dokter hewan untuk berkonsultasi jika hendak memilih jenis hewan peliharaan yang sesuai dengan kondisi riwayat kesehatan,” ujar Dokter hewan jebolan Universitas Gadjah Mada, Radhiyan Fadiar Sahistya.

Lantas kucing apa saja yang bisa dipelihara penderita alergi? Dilansir The Spruce Pets ada beberapa jenis kucing yang aman untuk dipelihara.  

Berikut 10 Jenis Kucing untuk Penderita Alergi

Kucing Siam

kucing siam
Kucing Siam (Foto: istock)

Kucing Siam yang populer juga dianggap sebagai ras kucing dengan alergen rendah, meskipun tidak ada bukti ilmiah yang pasti tentang hal itu.

Kucing dengan sifat yang selalu penasaran ini memiliki bulu dengan perawatan rendah yang tidak banyak rontok dan hanya perlu disikat setiap minggu.

Namun mereka umumnya suka berada di sekitar manusia favorit mereka sebanyak mungkin, yang mungkin memicu alergi pada beberapa orang.

Kucing Balinese

kucing balinese
Ilustrasi ras kucing Balinese. (Foto:Shutterstock/Aleisha).

Kucing Bali hampir identik dengan ras kucing Siam dalam banyak hal, kecuali bulunya yang panjang dan ekornya yang penuh bulu.

Perlu diingat, meski namanya kucing Bali, kucing ini bukan berasal dari Bali. Ciri fisik yang khas dari kucing ini adalah bentuk kepalanya yang berbentuk baji, tubuhnya yang ramping dan mata biru.

Meskipun bulunya panjang, ia memiliki sifat yang penyayang dan aktif. Bulunya juga tidak mudah rontok dan hanya perlu disikat setiap minggu.

Kucing-kucing ini juga mungkin memiliki lebih sedikit protein Fel d 1 yang menyebabkan alergi daripada banyak kucing lainnya.

Kucing Cornish Rex

Kucing Cornish rex
Kucing Cornish rex berwarna putih (commons.wikimedia.org/Korona Lacasse)

Beberapa orang meyakini bahwa bulu pendek bergelombang Cornish Rex tidak mudah rontok layaknya kucing berambut panjang dan lebat lainnya, sehingga tidak menyebabkan alergi.

“Cornish Rex itu termasuk kategori kucing hipoalergenik, artinya, risiko atau tingkat penyebab alerginya sangat rendah,” kata Radhiyan.

Kucing yang dikenal memiliki undercoat halus dan tidak memiliki topcoat sama sekali ini juga umumnya sangat cerdas dan aktif, serta senang menjadi pusat perhatian.

Kucing Devon Rex

kucing Devon Rex
kucing Devon Rex.(iStockphoto/Valeriy_G)

Seperti Cornish Rex, beberapa orang juga merekomendasikan Devon Rex sebagai salah satu jenis kucing terbaik untuk mereka yang memiliki alergi.

Mantel bulu bergelombangnya cenderung tidak banyak rontok, sehingga meminimalkan penyebaran ketombe dan alergen lainnya di rumah.

Ciri fisik yang khas dari kucing ini adalah telinganya yang besar, leher ramping, dengan mata menonjol. Kucing jenis ini cukup ramah dan suka bermain, dan mereka lebih suka terlibat dalam apa yang dilakukan majikan mereka.

Kucing Oriental

Kucing oriental
Kucing oriental (Foto:istock)

Kucing Oriental adalah persilangan dari beberapa jenis kucing, termasuk shorthair Amerika, Abyssinian, dan Siam.

Kucing ini cukup atletis, suka bermain, dan cerdas. Ia juga memiliki tingkat pertumbuhan bulu sedang yang hanya perlu disikat beberapa kali seminggu.

Menggosoknya dengan kain lembab juga dapat membantu menghilangkan rambut mati dan ketombe untuk meminimalkan alergen.

Kucing Javanese

Kucing jawa
Kucing jawa (Foto: Unsplash/Guslin Al-Fikrah).

Javanese merupakan hasil persilangan Balinese dengan kucing berbulu pendek dengan bulu berpola colorpoint, menghasilkan kucing yang mirip dengan kucing Siam namun berbulu panjang dan memiliki pola warna lebih luas.

Kucing ini tidak memiliki undercoat. Artinya, bulunya tidak mudah rontok dan hanya perlu disisir sekali setiap minggunya, sehingga meminimalisir penyebaran alergen.

Kucing Siberian

Kucing Siberia
Kucing Siberia.(iStockphoto/Akifyeva Svetlana)

Kucing yang dipercaya dapat dipelihara oleh penderita alergi berikutnya adalah Siberian, yang diyakini menghasilkan alergen Fel d 1 yang relatif sedikit dibandingkan dengan kucing lain, meski belum bisa dibuktikan secara ilmiah.

Bulu kucing ini sebenarnya sangat tebal, meski cenderung tidak kusut, sehingga hanya perlu disisir setiap satu minggu sekali.

Kucing Sphynx

kucing sphynx
kucing sphynx (Foto: istockphoto)

Meskipun kucing Sphynx umumnya digambarkan sebagai kucing yang tidak berbulu, mereka sebenarnya memiliki bulu halus yang terasa hampir seperti suede saat dibelai.

Seperti semua jenis kucing, kucing Sphynx menghasilkan bulu. Namun, jika kamu sering memandikannya, keberadaan ketombe dapat diminimalkan.

Kucing Russian Blue

Kucing Rusian Blue
Kucing Rusian Blue. (Foto: Instagram.com/rubletherussian)
 

Russian blue juga merupakan ras kucing ramah yang bisa dipelihara mereka yang memiliki alergi bulu lho.

Ya, bulunya yang berkilau dan nampak mewah ini cenderung jarang rontok, sehingga hanya perlu disisir setiap satu kali dalam seminggu.

Menariknya, kucing bekepribadian lembut ini juga sangat senang disisir, membuatnya makin cocok jadi kucing peliharaan.

Kucing Selkirk Rex

Ilustrasi kucing Selkirk Rex
Ilustrasi kucing Selkirk Rex. (Foto: pixabay.com)
 

Suka ras rex namun lebih menyukai kucing tenang? Jika iya, pilhlah Selkirk Rex yang lebih pendiam.

Nah meski sifatnya sedikit berbeda dengan jenis Rex lainnya, kucing satu ini juga memiliki bulu wavy yang jarang rontok.

Kita juga bisa menyisirnya beberapa kali dalam seminggu untuk menghilangkan rambut kusut dan mati serta mengurangi potensi penyebaran alergennya.