Gallery

Kenapa Perempuan Butuh Waktu Tidur Lebih Banyak Dibanding Laki-laki?

Ternyata, perempuan butuh waktu tidur lebih banyak daripada pria. Lantas, berapa waktu yang diperlukan perempuan saat tidur?

Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan, pengaruh dan sebab perempuan butuh waktu tidur lebih banyak dibanding pria.

Berapa banyak perempuan butuh waktu tidur?

Tidak ada angka spesifik yang didukung penelitian mengenai berapa jam tidur yang dibutuhkan perempuan dibandingkan dengan laki-laki.

Orang dewasa dari jenis kelamin apa pun membutuhkan 7 jam atau lebih tidur sehari untuk kesehatan yang optimal.

Tetapi ketika sampai pada perbedaan tidur, penelitian menunjukkan bahwa perempuan cenderung tidur lebih banyak daripada laki-laki pada 11 hingga 13 menit, seperti mengutip dari healthline, ditulis di Jakarta, Jumat, (04/03/2022).

Mengapa ada perbedaan?

Penelitian menunjukkan bahwa perbedaan tidur antara laki-laki dan perempuan turun ke banyak variabel perilaku dan biologis yang berubah melalui berbagai tahap kehidupan.

Konon, hampir setiap studi tentang topik tersebut menyebutkan perlunya lebih banyak penelitian di bidang ini untuk lebih memahami peran yang dimainkan seks dan gender dalam kebutuhan tidur.

Peningkatan risiko gangguan tidur

Sebuah tinjauan penelitian tahun 2014 menunjukkan bahwa risiko perempuan mengalami insomnia adalah 40 persen lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki.

Karena itu,  kemungkin membuat mereka mendapatkan tidur ekstra dalam upaya untuk menebus berjam-jam kekurangan tidur.

Perempuan juga memiliki risiko lebih tinggi terkena restless leg syndrome (RLS) dan sleep apnea, yang keduanya dapat memengaruhi kualitas tidur, sehingga Anda membutuhkan lebih banyak tidur untuk merasa istirahat.

Hormon

Fluktuasi hormon yang berhubungan dengan menstruasi dapat membuat sulit untuk mendapatkan tidur malam yang baik, terutama selama tahap pramenstruasi.

Hal yang sama berlaku untuk kehamilan, ketika perubahan kadar hormon selama trimester yang berbeda dapat menyebabkan kelelahan, kantuk, sering buang air kecil (menyebabkan banyak perjalanan malam hari ke kamar mandi), RLS, dan masalah pernapasan.

Kemudian datang perimenopause dan menopause, ketika fluktuasi hormon dapat menyebabkan gejala seperti hot flashes (menopaure) dan keringat malam, yang dapat mengganggu tidur. Risiko mengembangkan sleep apnea juga meningkat setelah menopause.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Mia Umi Kartikawati

Redaktur, traveller, penikmat senja, musik, film, a jurnalist, content creator enthusiast, food lovers, a mom who really love kids. Terus belajar untuk berbagi dan bersyukur dalam jalani hidup agar bisa mendapat berkah.
Back to top button