News

Ketika Air Mata Jenderal Tumpah di Hadapan Perwira

Eks Wakaden B Ropaminal Divpropam Polri, AKBP Arif Rahman Arifin kaget melihat rekaman kamera pengawas (CCTV) yang merekam peristiwa sekitar pukul 17.07 WIB-17.11 WIB di rumah dinas Kadiv Propam Polri pada 8 Juli 2022 yang lalu. Pasalnya, terlihat jelas sosok Brigadir Yosua Hutabarat (Brigadir J) mengenakan pakaian berwarna putih berjalan dari pintu depan menuju pintu samping rumah. Padahal, Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan menyebut Brigadir J tewas di rumah dinas dalam rentang waktu yang terekam pada CCTV.

Arif memilih mengontak Brigjen Hendra Kurniawan, meminta arahan dan petunjuk atas fakta yang diterimanya dari saksi Baiquni Wibowo. Perasaannya campur aduk, karena fakta yang ditemukan tidak selaras dengan kronologis peristiwa penembakan yang disampaikan Brigjen Hendra. Fakta itu menunjukkan bahwa Ferdy Sambo ada di lokasi tewasnya Brigadir J yang narasi awalnya akibat kontak senjata dengan Bharada Richard Eliezer.

Hendra menenangkan terdakwa dan mengajaknya menemui Ferdy Sambo untuk mengonfirmasi langsung rekaman CCTV itu. Dalam pertemuan itu Ferdy Sambo marah dan menegaskan rekaman itu keliru. “Masa kamu tidak percaya sama saya?” kata jaksa mengutip pernyataan Ferdy Sambo, saat membacakan surat dakwaan terhadap Arif.

Jenderal Sambo lantas bertanya kepada Arif, siapa saja yang melihat rekaman itu. Arif mengungkapkan Chuck Putranto, Baiquni Wibowo, dan Ridwan Rhekynellson Soplanit ikut menyaksikan. “Berarti kalau ada bocor dari kalian berempat,” ancam Ferdy sambo.

Menerima respons seperti itu, Arif tak bisa berbicara banyak. Bahkan tak berani menatap sang jenderal. “Kenapa kamu tidak berani menatap mata saya? Kamu kan sudah tahu apa yang terjadi dengan Mbakmu (Putri Candrawathi),” kata Ferdy Sambo. “Kemudian saksi Ferdy Sambo mengeluarkan air mata,” lanjut jaksa.

Ferdy Sambo meminta seluruh dokumen atau rekaman dimusnahkan seluruhnya. Keesokan harinya, Hendra mengontak Arif melalui WhatsApp, “Rif perintah kadiv sudah dilaksanakan belum?” tanya Hendra, yang dijawab Arif, “Sudah dilaksanakan Ndan“.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button