Gallery

Ketika Orang Beriman Dihadapkan dengan Orang Munafik

Jumat, 12 Agu 2022 – 06:21 WIB

Orang munafik

Foto: Istock

Sering kita mendengar orang mengeluarkan kata-kata munafik kepada seseorang. Padahal orang yang dikatakan munafik itu beriman kepada Allah. Dia rajin ibadah, salat lima waktu dan sebagainya.

Pertanyaannya apakah benar orang beriman sebagaimana ciri-ciri di atas adalah orang munafik. Sebaliknya apakah orang munafik itu juga beriman kepada Allah SWT dan mengimani lima rukun iman lainnya?

Dalam pandangan Islam, iman merupakan keyakinan bulat yang dibenarkan oleh hati, kemudian diikrarkan di lidah, dan dimanifestasikan dengan amalan atau pembenaran dengan penuh keyakinan.

Tanpa adanya sedikitpun keraguan mengenai ajaran yang datang dari Allah SWT dan Rasulullah SAW.

Akan tetapi di dalam Alquran orang beriman memang dihadap-hadapkan dengan orang-orang munafik. Keimanan berseberangan dengan kemunafikan.

Sebab, orang munafik atau kemunafikan termasuk ke dalam kategori orang kafir atau kekafiran. Sebab, mereka hakikatnya bukan orang yang beriman.

Imam Al-Baghawi dalam tafsirnya menjelaskan Al-Baqarah ayat 8 tentang orang munafik sebagai berikut:

“(Al-Baqarah) Ayat 8 ini turun mengenai kaum munafik, yaitu Abdullah bin Ubay bin Salul, Mu’attib bin Qusyair, Jadd bin Qais, berikut para pengikutnya yang menyatakan secara lisan memeluk Islam bersama Nabi dan para sahabatnya.

Tetapi mereka meyakini sebaliknya. Mayoritas mereka berasal dari kalangan Yahudi Madinah,” (Al-Husain bin Mas’ud Al-Baghawy, Ma’alimut Tanzil, [Riyadl, Darut Thayyibah: 1409 H], juz I, halaman 65).

Oleh karena itu, Rasulullah SAW bersabda: “Iman itu pengenalan dengan hati, pelafalan secara lisan, dan pengamalan dengan anggota badan,” (HR Ibnu Majah).

Banyak Yahudi Madinah memilih sikap munafik untuk menyelamatkan diri dan menyelamatkan aset-aset material mereka. Mereka memilih untuk munafik sambil menunggu siapa yang menang antara pasukan Muhammad dan pasukan Quraisy hanya untuk kepentingan materi semata.

“Rasulullah Saw ditanya tentang tanda orang beriman dan orang munafik. Rasulullah menjawab, “Orang beriman selalu bimbang pada sembahyang, puasa, dan ibadah.

Sedangkan orang munafik bimbang pada makanan dan minuman seperti binatang ternak,” (Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin, [Beirut, Darul Fikr: 2018 M/1439-1440 H], juz III, halaman 75).

Hatim Al-Asham menyebutkan, sifat-sifat orang beriman dan orang munafik. Orang yang beriman sibuk tafakur dan mengambil pelajaran. Sedangkan orang munafik sibuk dengan ketamakan dan angan-angan.

Orang yang beriman berputus asa dari semua orang kecuali Allah. Sedangkan orang munafik berharap kepada manusia kecuali Allah.

Orang yang beriman merasa aman dari kejahatan manusia kecuali azab Allah. Sedangkan orang munafik merasa takut kepada manusia kecuali siksa Allah.

Orang beriman mengorbankan hartanya untuk membela agama. Sedangkan orang munafik mengorbankan agama untuk membela hartanya.

Orang beriman berbuat baik dan menangis. Sedangkan orang munafik berbuat buruk dan tertawa. Orang beriman, kata Hatim, menyukai khalwat dan kesendirian. Sedangkan orang munafik senang keramaian dan perkumpulan. Orang yang beriman menanam dan khawatir tanaman rusak.

Sedangkan orang munafik mencabut tanaman dan berharap hasil. Orang beriman melakukan amar makruf dan nahi mungkar sebagai siasat untuk kemaslahatan.

Sedangkan orang munafik melakukan keduanya untuk meraih kekuasaan dan merusak. (Al-Ghazali, 2018 M/1439-1440 H: III/75). Wallahu a‘lam bishawab.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button