Kanal

Ketika Seni Grafiti Jadi Kamuflase Perang

Kamuflase dalam perang sangat penting untuk mengelabui musuh. Namun, sebuah teknologi kamuflase baru kini sedang dikembangkan di India. Negeri Bollywood itu menggunakan teknik grafiti sebagai upaya kamuflase untuk melindungi pangkalan udaranya.

Kamuflase dalam militer lazim dilakukan untuk menghindari pasukan atau alat perang terlihat pihak musuh. Tujuan utama kamuflase militer adalah mengecoh musuh. Penerapan kamuflase bisa berupa penambahan warna dan bahan termasuk terhadap semua jenis peralatan militer, seperti kendaraan, kapal, pesawat terbang, senapan, dan pakaian seragam untuk menyembunyikannya dari pengamatan atau membuatnya tampak sebagai sesuatu yang lain (mimikri).

Namun, kamuflase yang dilakukan militer India ini terbilang unik. Dalam serangkaian gambar satelit yang muncul di media sosial melalui intelijen sumber terbuka (OSINT) menunjukkan bahwa India menggunakan teknik kamuflase baru untuk melindungi pangkalan udara Jodhpur.

Lapangan terbang ini yang terletak di dekat perbatasan yang diperebutkan dan bergejolak dengan Pakistan. Jodhpur Air Force Base (AFB) terletak sekitar 220 kilometer dari garis kendali (LoC).

Seperti kita ketahui, hubungan kedua negara bertetangga itu dalam beberapa tahun terakhir seringkali ‘panas dingin’. Selama puluhan tahun, hubungan kedua negara selalu terganjal konflik perebutan wilayah Kashmir, daerah sekitar pegunungan Himalaya yang berbatasan dengan kedua negara. New Delhi dan Islamabad sama-sama mengklaim wilayah tersebut berada dalam kekuasaannya.

India dan Pakistan tercatat telah berperang sebanyak dua kali memperebutkan wilayah Jammu dan Kashmir, yakni pada Perang India-Pakistan pada 1947 dan pada 1999 dalam Perang Kargil. Kedua negara yang mempunyai senjata nuklir itu juga kerap terlibat bentrokan kecil yang sudah tak terhitung lagi jumlahnya karena masalah yang sama.

Meski saat ini terjadi kebuntuan dalam ketegangan perbatasan untuk sementara waktu, kedua belah pihak telah memperketat keamananan di masing wilayah perbatasannya. Bahkan kemudian melibatkan negara-negara lain.

Menyamarkan musuh

Bagaimana kamuflase grafiti yang dilakukan militer India? Mengutip EurAsian Times, citra satelit mengungkapkan bahwa hanggar pesawat, area parkir dan taxi way, serta landasan pacu di Pangkalan Udara Jodhpur telah dicat dengan grafiti. Lukisan grafiti menggambarkan objek dengan berbagai bentuk dan ukuran. Pengamat militer menyarankan ini dilakukan untuk membingungkan pandangan terutama untuk pilot musuh.

Telah diketahui secara luas bahwa peluru kendali dengan identifikasi optik target musuh meningkat di seluruh dunia. Rudal ini pada dasarnya memiliki komputer dengan kemampuan mendeteksi banyak perlengkapan musuh, termasuk karakteristik visualnya. Setelah target diidentifikasi, perintah serangan dimulai secara otomatis. Di sinilah pola disorientasi diperlukan untuk melindungi aset dari udara.

Sebelumnya, pada Hari Angkatan Udara di Oktober 2022 lalu, Angkatan Udara India meluncurkan seragam kamuflase digital baru untuk personel daratnya. Personel lapangan yang mengenakan seragam hijau, kini telah diganti, dengan penambahan kaos hitam dan sepatu bot coklat.

Langkah-langkah kamuflase di Pangkalan Angkatan Udara Jodhpur sangat penting karena merupakan rumah bagi perangkat keras militer India, seperti jet tempur Su-30MKI. Juga menampung helikopter Mi-17, helikopter serang ringan Prachand, dan helikopter HAL Dhruv. AFB Jodhpur juga menampung satu batalyon pasukan khusus Angkatan Udara India, yaitu Komando Garud.

Pangkalan penting

Pangkalan India ini memainkan peran penting dalam Perang Kargil, yang terjadi antara India dan Pakistan pada 1999. Saat itu, pesawat tempur MiG-27 IAF berperan sebagai penyerang ace. Pesawat ini akhirnya dipensiunkan pada Desember 2019.

Pesawat ini juga muncul sebagai favorit baru untuk latihan militer yang melibatkan mitra asing. Akhir tahun lalu, Angkatan Udara India dan Prancis mengadakan latihan udara bersama Garuda VII selama lima hari di Jodhpur di mana para kepala staf angkatan udara kedua negara terbang bersama dalam serangan mendadak.

Kepala Staf Udara Marsekal India VR Chaudhari melakukan serangan mendadak dengan jet tempur Rafale Angkatan Udara India, sedangkan Kepala Angkatan Udara dan Luar Angkasa Prancis Jenderal Stéphane Mille menerbangkan IAF Su-30MKI.

Bantuan China

Awal bulan ini, ada laporan di media India bahwa Pakistan telah meminta citra satelit komprehensif setidaknya enam pangkalan garis depan kepada China untuk memahami apa yang sedang dilakukan Angkatan Udara India (IAF).

Menurut sebuah laporan yang diterbitkan, Pakistan baru-baru ini meminta informasi tentang 22 ‘target’ di India melalui SUPARCO, Komisi Riset Ruang Angkasa dan Atmosfer Atas. SUPARCO telah meminta CNSA, atau China National Space Administration, yang memiliki perjanjian sepuluh tahun, untuk menyediakan citra satelit.

China memang bisa memberikan gambar satelit ke Pakistan berdasarkan Perjanjian Garis Besar Kerjasama Luar Angkasa yang disepakati pada 2021 antara SUPARCO dan CNSA. Pakistan telah meminta foto dengan resolusi kurang dari satu meter.

Selanjutnya, menurut laporan baru-baru ini, instalasi Angkatan Udara Pakistan di Mirpur Khas di Provinsi Sindh sedang bersiap-siap untuk renovasi yang signifikan karena satu skuadron tempur mungkin dipindahkan ke sana. Ini mungkin merupakan perkembangan yang akan diperhatikan oleh Angkatan Udara India karena terletak hanya 300 kilometer dari fasilitas IAF.

Menurut laporan, Angkatan Udara Pakistan (PAF) telah memulai pekerjaan pelapisan di landasan pacu dan taxiway pangkalan, yang sudah menjadi pos operasional terdepan. Rencananya, PAF akan memindahkan skuadron jet tempur ke pangkalan ini secara permanen sehingga memengaruhi perhitungan keamanan di India.

Sejak pertempuran udara pada 2019 setelah serangan Balakot India di Pakistan, pertarungan angkatan udara kedua negara telah meningkat. Tahun lalu, PAF memperoleh jet tempur J-10C dari China untuk mencegah dengan jet tempur Rafale India.

Penting juga untuk dicatat bahwa New Delhi mengumumkan tahun lalu bahwa pihaknya mengerahkan sistem pertahanan udara S-400 untuk menjaga sepanjang perbatasan yang diperebutkan. Beberapa laporan di media India menunjukkan bahwa rudal balistik Pralay baru India dapat dikerahkan di sepanjang perbatasan dengan Pakistan dan China.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button