Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR Said Abdullah menegaskan pemerintah tak boleh lengah, dengan data inflasi rendah di level 3 persen.
“Sebab inflasi rendah semata-mata tidak bisa kita baca sebagai terkendalinya harga kebutuhan pokok rakyat,” ucap Said dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa (18/6/2024).
Jika disandingkan dengan sejumlah data lainnya, kata dia, seperti berlanjutnya keputusan sejumlah industri merumahkan karyawan, tingkat konsumsi rumah tangga pada tahun 2023 dan berjalan 2024 tidak setinggi tahun 2022.
“Survei tingkat penjualan eceran jenis sandang oleh BI sejak pandemi di tahun 2020 sampai sekarang belum pulih masih di level 51,8–57, sedangkan periode sebelum pandemi di kisaran 150–240. Data ini memperlihatkan, daya beli rakyat sedang tidak baik-baik saja,” ujarnya.
Oleh karena itu, ia menyatakan untuk menghadapi situasi ini, maka rakyat Indonesia harus bersatu. Terlebih tantangan ke depan tak akan mudah.
“Hampir dipastikan The Fed masih akan bertahan di suku bunga tinggi, dan ketidakmenentuan geopolitik global, yang akan mendorong kebijakan restriktif oleh masing-masing negara, demi mengamankan kepentingan nasional mereka masing masing,” ucap Said tegas.
“Oleh sebab itu, segenap kekuatan bangsa harus bersama sama mengikatkan tali gotong royong. Dilain pihak, pemerintah harus mampu meningkatkan kepercayaan rakyat. Ucapan dan tindakan pemerintah dan pemimpin nasional harus bisa menjadi keteladanan dalam rangka membangun kepercayaan rakyat,” tutur dia menambahkan
Tragisnya, ucap Said, para pemimpin dan elite politik tak jeli dengan situasi ini. Semuanya tengah berlomba-lomba mencari kursi jabatan jelang pemerintahan yang baru.
“Kesampingkan terlebih dahulu kepentingan kepentingan sesaat, di antara para elite. Sebab jika keadaan ekonomi ini semakin memburuk, lagi-lagi yang akan menerima risiko paling awal adalah rakyat kita sendiri,” ujar dia menyerukan.