News

Ketua Umum MIPI: Maju Mundurnya Negara Ada di Tangan Cerdik Pandai

ketua-umum-mipi:-maju-mundurnya-negara-ada-di-tangan-cerdik-pandai

Sabtu, 03 Des 2022 – 08:47 WIB

Mungkin anda suka

Bendera Mipi - inilah.com

Ketua Umum Masyarakat Ilmu Pemerintahan Indonesia (MIPI) Dr Bahtiar M.Si (kiri) memberikan Panji MIPI kepada Ketua MIPI Sulsel Prof Murtir Jeddawi saat pelantikan Pengurus Daerah MIPI Provinsi Sulawesi Selatan periode 2022-2026 di Baruga Patingalloang, Rumah Jabatan Gubernur Sulsel Makassar, Jumat (2/12/2022). (Foto: Tim Media MIPI)

Selain harus ditopang oleh birokrasi yang andal serta tata kelola pemerintahan yang baik, partisipatif dan akuntabel, kemajuan sebuah negara sangat ditentukan oleh keterlibatan kaum cerdik pandai. Integritas dan kompetensi pemimpin juga menjadi kunci suksesnya pelaksanaan good government.

“Maju mundurnya sebuah negara tergantung dari kaum cerdik pandai, kalau cerdik pandainya diberi ruang kesempatan yang luas, baik untuk memimpin maupun memberi nasihat, atau memberi masukan dalam hal penyelenggaraan negara, kita yakin bahwa negara itu pasti maju. Begitu juga daerah,” kata Ketua Umum Masyarakat Ilmu Pemerintahan Indonesia (MIPI) Dr Bahtiar M.Si saat melantik Pengurus Daerah MIPI Provinsi Sulawesi Selatan periode 2022-2026 di Baruga Patingalloang, Rumah Jabatan Gubernur Sulsel Makassar, Jumat (2/12/2022).

Dalam sambutannya, Bahtiar mengatakan pihaknya merasa senang, bangga dan bahagia atas terlaksananya pelantikan ini. Pelantikan yang dilaksanakan di Rumah Jabatan Gubernur tersebut menjadi pertanda pemerintah daerah Sulsel mau dituntun dan mau mendengar masukan dari para ilmuwan, praktisi pemerintahan, maupun pemerhati pemerintahan.

Sementara Ketua MIPI Sulsel terpilih Murtir Jeddawi menyampaikan, amanah kepengurusan ini akan diemban dan pihaknya menyampaikan rasa terima kasih pada pihak-pihak yang telah berperan dalam menyukseskan pelantikan ini.

“Amanah telah kami terima, Insya Allah kami akan melaksanakan amanah ini sesuai dengan kemampuan kami dan mohon dukungan Bapak sekalian. Terima kasih Bapak Gubernur atas fasilitasnya, terima kasih dukungan Bapak Gubernur sekali lagi,” ujarnya.

Gubernur Sulsel - inilah.com
Ketua Umum MIPI Dr Bahtiar (kanan) Diterima Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman (kiri). (Foto: Tim Media MIPI)

Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman yang hadir dalam pelantikan menyampaikan terkait pengalaman-pengalamannya dalam menjalankan pemerintahan.

Menurut pandangannya, bagi orang-orang yang pernah di pemerintahan, ilmu pemerintahan merupakan sesuatu hal yang mudah. Namun, bagi orang yang tidak pernah di pemerintahan menjadi sesuatu hal yang baru dan tidak mudah.

Birokrasi Andal

Seusai pelantikan, digelar webinar bertema “Dinamika Tata Kelola Pemerintahan di Provinsi Sulawesi Selatan”

Peneliti Pusat Riset Politik BRIN Dr Siti Zuhro yang menjadi narasumber memaparkan, tidak ada negara mana pun yang maju tanpa ditopang oleh birokrasi yang andal serta tata kelola pemerintahan yang baik partisipatif, transparan, dan akuntabel.

Melihat kondisi di Sulsel, Siti Zuhro sepakat jika Sulsel mempunyai potensi untuk menjadi barometer pembangunan di Indonesia Timur. Meski begitu, ada beberapa yang harus dibenahi untuk mencapai posisi tersebut.

“Kita harus siap membaca itu, menilai itu, dan tantangan besarnya adalah praktik patronase birokrasi. Praktik merit system yang belum dikedepankan, jadi lebih pada tentunya non-merit system dalam promosi-promosi. Meskipun sudah ada open recruitment,” katanya.

Sedangkan Ketua Dewan Penasihat MIPI Ryaas Rasyid mengatakan, dalam membentuk tata kelola pemerintahan yang baik diperlukan kepemimpinan yang baik, meliputi integritas, kompetensi dan komitmen.

“Integritas yang teruji ini penting, tidak bisa kalau tidak teruji. Kompetensi yang diakui, komitmen yang bisa dipercaya. Anda nilai pemimpin dari situ,” ujarnya

Dia menambahkan, pemimpin yang punya kompetensi akan memahami akar masalah yang terjadi di daerah yang dipimpin. Ryaas mencontohkan penyebab kemiskinan di Sulsel tentu berbeda dengan kemiskinan di Jawa atau Papua, sehingga solusinya pun berbeda. “Makanya kecerdasan penting, kompetensi penting, mampu mendefinisikan, masalah artinya mampu memahami akar-akar masalah,” jelas Ryaas Rasyid.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button