KH Ali Manshur Siddiq, Pencipta Selawat Badar Diganjar Tanda Kehormatan dari Presiden

Pencipta Selawat (sholawat) Badar, KH Ali Manshur Shiddiq, akan dianugerahi tanda kehormatan dari pemerintah Indonesia menjelang perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia. Penganugerahan ini dijadwalkan berlangsung hari ini, Rabu (14/8/2024) di Istana Presiden, Jakarta.

Gus Saiful Islam Ali, putra bungsu KH Ali Manshur, mengonfirmasi kabar tersebut. Ia menyatakan bahwa keluarganya telah dihubungi oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur terkait rencana pemberian tanda kehormatan ini. 

“Insyaallah saya akan berangkat ke Jakarta, mendampingi Kiai Syakir, putra sulung Kiai Ali Manshur sebagai ahli waris yang akan menerima tanda kehormatan dari Presiden,” ujar Gus Saiful dikutip dari laman resmi PBNU, Senin (12/8/2024).

Gus Saiful mengungkapkan rasa bahagianya atas perhatian pemerintah terhadap nilai-nilai keislaman dalam perjuangan bangsa. Menurutnya, penganugerahan ini merupakan bentuk pengakuan atas kontribusi Selawat Badar yang telah menjadi penyemangat umat Islam, terutama warga Nahdliyin, di masa penjajahan dan ketegangan politik setelah pembubaran Konstituante oleh Presiden Soekarno.

Selawat Badar, yang diciptakan oleh KH Ali Manshur pada tahun 1960-an, dikenal sebagai doa dan ikhtiar batin untuk keselamatan umat dan bangsa. 

Syair Selawat ini terdiri dari 24 bait dengan dua baris di setiap baitnya, dan dimulai dengan kalimat “Shalatullah salamullah alaa thaha rasulillah, Shalatullah salamullah alaa yasin habibillah.”

Selawat Badar menjadi salah satu Selawat paling populer di Indonesia dan telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTBI) pada 21 Oktober 2022. 

Selawat ini kerap dilantunkan dalam berbagai acara, baik pengajian, majelis, maupun acara kaum muda, bahkan diaransemen dalam berbagai genre musik seperti pop, langgam melayu, dan rock.

KH Ali Manshur Shiddiq wafat pada tahun 1971 dan dimakamkan di Desa Maibit, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban. Penganugerahan tanda kehormatan ini menjadi pengakuan atas jasa-jasanya dalam menyemangati umat melalui syair Selawat Badar yang kini menjadi bagian dari identitas Nahdlatul Ulama dan budaya Islam di Indonesia.