Khamzat Chimaev, “Chechen Gila” tak Terkalahkan yang Menjadi Horror UFC


Dunia sepakat, itulah momen yang meneguhkan nama Khamzat sebagai petarung sulit terbendung. Dalam waktu singkat, Chimaev tidak hanya mengalahkan lawan-lawannya, tetapi melakukannya dengan cara yang mengesankan: “Chechen Gila” itu mengangkat Li Jingliang seperti boneka kain, berjalan ke sudut oktagon sambil berbicara dengan Presiden UFC, Dana White, sebelum akhirnya mencekik lawannya hingga menyerah di ronde pertama.

 

Meski senantiasa memenangkan pertarungan, baik di arena Ultimate Fighting Championship (UFC) maupun laga-laga bela diri campuran (MMA) lain sebelumnya, pria itu nyaris tak dilirik pers. Khamzat Chimaev, pria tersebut, baru membuka mata pemirsa MMA dunia setelah bertarung berkali-kali tanpa terkalahkan.

Hingga pada 30 Oktober 2021, saat Khamzat membekap Li Jingliang pingsan kehabisan nafas pada UFC 267 di Etihad Arena, Abu Dhabi. Dunia sepakat, itulah momen yang meneguhkan nama Khamzat sebagai petarung sulit terbendung. Dalam waktu singkat, Chimaev tidak hanya mengalahkan lawan-lawannya, tetapi melakukannya dengan cara yang mengesankan: ia mengangkat Li Jingliang seperti boneka kain, berjalan ke sudut oktagon sambil berbicara dengan Presiden UFC, Dana White, sebelum akhirnya mencekik lawannya hingga menyerah di ronde pertama.

Reaksi Khamzat usai kemenangan tersebut menggambarkan kepercayaan diri yang luar biasa. “Saya di sini untuk menghabisi semua orang,” katanya, penuh emosi namun tenang. “Mereka pikir saya hanya hype. Tapi lihat, siapa yang bisa bertahan? Tidak ada.”

Kemenangan itu menjadi viral, tidak hanya karena caranya mendominasi, tetapi juga karena Khamzat berhasil menunjukkan bahwa ia bukan sekadar sensasi sementara. Malam itu, dunia MMA menyaksikan kelahiran bintang baru.

Menghancurkan Robert Whittaker

Momen yang lebih mengejutkan datang pada pertarungan terakhirnya melawan Robert Whittaker, mantan juara kelas menengah UFC, pada Oktober 2024. Dalam pertarungan itu, Khamzat kembali menunjukkan dominasi yang luar biasa. Whittaker, yang dikenal sebagai salah satu petarung paling tangguh di divisi tersebut, tidak mampu melawan agresi Khamzat.

Di ronde kedua, setelah mendaratkan pukulan keras, Khamzat melakukan rear-naked choke (RNC), teknik yang sejatinya kuncian populer dalam MMA dan jiu-jitsu Brasil, menyerang leher lawan dari belakang, menekan saluran napas atau pembuluh darah untuk membuat lawan pingsan (black-out). Bukan hanya harus semaput, saking kerasnya, kuncian itu mematahkan rahang Whittaker. Pertarungan pun berakhir.

“Saya menghormatinya, dia adalah legenda. Tapi inilah waktunya bagi generasi baru,” ujar Khamzat usai pertarungan.

Konon, itulah cara Chimaev membalaskan perlakuan Whittaker yang juga mencederai rahang Ikram Aliskerov, seorang petarung Muslim asal Dagestan, Rusia. Ceritanya, seharusnya pada 22 Juni 2024 Khamzat Chimaev dijadwalkan menghadapi Robert Whittaker dalam ajang UFC di Arab Saudi. Namun, karena Chimaev mengalami sakit, posisinya digantikan Aliskerov. Pada ronde pertama, Aliskerov dijatuhkan Whittaker dengan KO.

Dari Gudermes ke puncak dunia

Lahir pada 1 Mei 1994 di Gudermes, Chechnya, Khamzat Chimaev memiliki kehidupan yang penuh tantangan sejak dini. Ia pindah ke Swedia bersama keluarganya saat remaja untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Di Swedia, Khamzat mulai terjun ke dunia olahraga bela diri, termasuk gulat dan jiu-jitsu Brasil, sebelum akhirnya menemukan jalannya di MMA.

Namun, perjalanan Khamzat tidak selalu mulus. Dalam wawancara dengan BT Sport, ia pernah menceritakan bahwa dirinya sempat bekerja sebagai penjaga toko dan petugas kebesihan di Swedia untuk mendukung keluarga. “Saya selalu percaya pada diri sendiri, tetapi itu tidak mudah. Saya harus bekerja keras, berlatih keras, dan tidak menyerah,” ujarnya.

Dedikasi itulah yang membentuk Khamzat menjadi petarung yang tak kenal takut. Ia memulai debut profesionalnya di MMA pada tahun 2018 dan dengan cepat membangun reputasi sebagai petarung yang agresif dan serbaguna.

Salah satu hal yang membuat Khamzat menonjol adalah gaya bertarungnya yang luar biasa agresif dan serba bisa. Dalam setiap pertarungannya, ia terlihat seperti “berburu mangsa,” sebuah deskripsi yang sering digunakan komentator UFC, Joe Rogan. Namun, di balik keganasannya di oktagon, Khamzat adalah pribadi yang penuh humor dan kehangatan.

Salah satu cerita menarik terjadi sebelum pertarungannya melawan Gerald Meerschaert pada September 2020. Dalam sesi wawancara, Khamzat dengan santai mengatakan, “Saya akan menghabisinya dalam satu pukulan.” Apa yang terjadi di oktagon? Ia membuktikan ucapannya dengan kemenangan KO hanya dalam 17 detik, membuat komentator dan penggemar terperangah.

Ketika ditanya bagaimana ia mempersiapkan diri untuk pertarungannya, Khamzat menjawab dengan sederhana, “Saya hanya fokus. Saya tidak peduli siapa lawannya. Saya datang untuk menang.” Namun, pelatihnya, Andreas Michael, menambahkan bahwa Khamzat memiliki etos kerja yang luar biasa. “Dia adalah orang yang pertama datang ke gym dan terakhir pulang. Dia berlatih seperti orang yang lapar setiap hari, meskipun dia sudah mencapai banyak hal,” kata Andreas.

Dituduh “Muslim palsu” dan “antek diktator Kadyrov”

Pada Oktober 2024, Khamzat Chimaev menjadi sorotan tidak hanya karena prestasinya di oktagon, tetapi juga karena kontroversi di luar arena. Sean Strickland, mantan juara kelas menengah UFC, melontarkan kritik tajam terhadap Chimaev melalui media sosial. Strickland menuduh Chimaev sebagai “Muslim palsu” dan menyebut hubungannya dengan pemimpin Chechnya, Ramzan Kadyrov, sebagai sesuatu yang tidak sesuai dengan nilai-nilai universal.

“Anda menjual jiwa Anda kepada seorang diktator teroris. Anda tidak kompatibel dengan Amerika,” tulis Strickland.

Tuduhan itu menambah ketegangan antara kedua petarung, yang sebelumnya pernah berlatih bersama dan saling melempar komentar pedas. Namun, Khamzat memilih untuk tidak terlalu menanggapi isu ini. “Saya fokus pada apa yang saya lakukan di oktagon, bukan omong kosong,” ujarnya dalam sebuah wawancara. Hubungan Chimaev dengan Kadyrov memang menjadi bahan perdebatan di kalangan penggemar dan media, tetapi Khamzat tetap memprioritaskan persiapan pertarungannya.

Salah satu rahasia sukses Khamzat adalah pendekatannya yang unik terhadap latihan. Ia dikenal sering melakukan simulasi bertarung yang intens, bahkan melibatkan sparring yang keras dengan rekan setimnya. “Saya harus merasakan sakit sebelum bertarung,” katanya dalam sebuah wawancara. “Jika saya bisa bertahan di gym, saya bisa bertahan di mana saja.”

Latihan keras ini membuahkan hasil, tetapi juga menimbulkan kontroversi. Beberapa lawan sparringnya mengeluh bahwa Khamzat terlalu kasar. Namun, bagi Khamzat, ini adalah bagian dari mentalitas pemenang. “Saya tidak di sini untuk bersantai. Ini adalah perang,” ujarnya dengan tegas.

Kehidupan di luar oktagon

Di luar oktagon, Khamzat adalah sosok yang sederhana dan religius. Ia sering berbicara tentang pentingnya keluarga dan keyakinannya dalam membentuk hidupnya. “Keluarga adalah segalanya bagi saya. Saya berjuang untuk mereka,” katanya. Ia juga dikenal sering membantu komunitasnya di Swedia dan Chechnya, menunjukkan sisi kemanusiaannya yang jarang terlihat dari seorang petarung MMA.

Namun, Khamzat juga memiliki sisi humor yang khas. Dalam sebuah video di media sosial, ia terlihat mencoba meniru gerakan tarian tradisional Chechnya setelah salah satu kemenangannya. Video tersebut menjadi viral, menunjukkan bahwa di balik citranya yang garang, Khamzat adalah individu yang menyenangkan.

Dengan rekor tak terkalahkan dan gaya bertarung yang eksplosif, masa depan Khamzat di UFC tampak cerah. Banyak pengamat MMA percaya bahwa ia memiliki potensi untuk menjadi juara kelas menengah dan bahkan menjajal kelas berat ringan.

Ketika ditanya apa yang ingin ia capai di UFC, Khamzat menjawab tanpa ragu, “Saya ingin menjadi legenda. Saya ingin mengalahkan semua orang dan menjadi yang terbaik sepanjang masa,” kata petarung yang juga berjuluk “Borz”, alias serigala Chechnya, itu.  Dunia terus menanti, siapa lagi yang akan menjadi korban selanjutnya “Si Chechen Gila” yang tak kenal ampun itu?