Empati

Kisah Balita Pengidap Apert Syndrom Asal Rancaekek yang Dibantu Kang Emil

Arini Supriatna (4 tahun), balita pengidap penyakit Apert Syndrome dan Apert Hand Bilateral Asymmetry mendapat bantuan kemanusiaan dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau Kang Emil. Sindrom Apert atau Apert Syndrome ialah kelainan atau cacat bawaan yang diturunkan secara genetik. Biasanya, sindrom ini ditandai dengan menutupnya tulang tengkorak bayi baru lahir yang terlalu cepat atau yang disebut sebagai craniosynostosis.

Mengutip laman pemprov Jabar, Arini sejak kecil ditinggalkan oleh ibu kandungnya karena bekerja menjadi TKW, sedangkan ayahnya meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas, dan Arini tumbuh dengan kelainan pada kepala dan tangannya yang tumbuh tidak sempurna.

Selain itu, jari-jari tangannya tampak tidak simetris. Arini dirawat oleh kedua orang tua angkatnya ibu Dede (57) dan bapak Supriatna (52), di Rancaekek, Kabupaten Bandung.

Selama dirawat oleh ibu Dede dan bapak Supriatna, Arini belum pernah mendapatkan bantuan. Padahal, Arini harus melakukan pemulihan dari penyakitnya dengan nominal yang lumayan mahal.

Akhirnya usaha ibu Dede menemui titik terang, ia mengetahui ada unit kemanusiaan Jabar Quick Response dari Google.

Setelah itu, ia menghubunginya dan hari ini bisa bertemu dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sekaligus diberikan bantuan.

Kondisi Arini sangat mengharukan ketika ditinggal oleh kedua orang tua kandungnya.

“Yang mengharukan, ia ditinggalkan oleh ibu kandungnya entah kemana. Karena bapaknya sudah meninggal dunia, Arini diasuh oleh pak Supriatna dan ibu Dede di sebuah tempat di Rancaekek,” kata Ridwan Kamil.

Gubernur mendoakan agar keluarga baru dengan beberapa keterbatasan ini bisa hidup bahagia hingga akhir hayat kelak.

“Kita doakan keluarga baru ini diberikan keberkahan, kemudahan walaupun masing-masing beliau punya ujian. Kalau ada apa-apa kabari lewat JQR untuk kemanusiaan,” ujar Ridwan Kamil.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button