Hangout

Kisah Candy, Mahasiswa Madagaskar Jadi Wisudawan Non Muslim Terbaik UIN Jakarta

Rahasimamonjy Lovanavalona Allison Candy lulus dengan IPK 3.65 sebagai Wisudawan Terbaik tingkat Program Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Mahasiswa asal Madagaskar itu merampungkan studi dengan skripsi yang berjudul ‘Soft Power Diplomacy Toward Madagascar via Education and Cultural Exchange: Darmasiswa Scholarship Period 2016-2019’. Bagaimana kisah mahasiswa beragama Kristen ini kuliah di UIN Jakarta, hingga menjadi lulusan terbaik?

Wanita kelahiran Betafo, 5 Mei 1998 ini menuturkan, dirinya merasa bangga dapat kuliah di UIN Jakarta yang mayoritas mahasiswanya beragama Islam. Meskipun seorang non-muslim, Candy tak pernah merasa asing. Dia justru merasa nyaman saat bergaul bersama para mahasiswa lain di lingkungan tempat belajarnya.

“Saya menganggap ini sebuah tantangan karena saya harus banyak belajar tentang Islam dan bahasa Arab,” ujarnya seperti dikutip di laman resmi UIN Jakarta, Jumat (10/06/2022).

Apalagi, katanya, bahasa Arab dianggapnya masih asing lantaran di negaranya sendiri menggunakan bahasa Prancis sebagai bahasa nasional. Karena itu, dia berusaha keras untuk dapat belajar bahasa Arab meskipun tidak sepenuhnya dikuasasi.

Candy bercerita untuk belajar bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar perkuliahan, dia menjalani kursus yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan Bahasa (PPB) UIN Jakarta. Selain itu, sehari-hari dia juga banyak belajar dari teman-teman kuliahnya.

Secara bertahap, Candy akhirnya menguasai bahasa tersebut hingga kini fasih berbahasa Indonesia. “Ya soal bahasa Indonesia saya peroleh dari kursus di Pusat Pengembangan Bahasa. Sekarang saya sudah bisa berbahasa Indonesia,” katanya seraya tersenyum.

Candy bisa belajar di Indonesia melalui jalur ujian mandiri dengan biaya dari Program Darmasiswa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Darmasiswa adalah program beasiswa yang ditawarkan kepada semua siswa asing dari negara-negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia untuk belajar bahasa Indonesia, seni, dan budaya di 54 universitas di Indonesia.

Program ini didirikan pada 1974 sebagai bagian dari inisiatif ASEAN atau Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara.

Candy mengatakan sebagai alumni UIN Jakarta, dirinya akan menjaga nama baik almamater. Dia percaya UIN Jakarta menjadi perguruan tinggi cukup baik yang terus berkembang. Dia pun berharap UIN Jakarta terus maju dan menjadi perguruan tinggi Islam ternama di dunia internasional.

“Doa saya semoga UIN Jakarta terus maju dan berkembang agar menjadi perguruan tinggi terkenal,” ujar Candy yang mengaku suka nasi goreng dan soto Betawi itu.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button