News

Kisruh Panglima Andika-Jenderal Dudung, DPR yang Memulai DPR yang Mengakhiri

Kisruh tidak harmonisnya hubungan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dengan KSAD Jenderal Dudung Abdurachman yang terungkap dalam rapat kerja di Komisi I DPR, Senin (5/9/2022), yang lalu diminta untuk diakhiri. Ketua Komisi I DPR, Meutya Hafid meminta isu bermula dari pernyataan Effendi Simbolon itu tidak diperpanjang lantaran Andika dan Dudung sudah memberi klarifikasi sekaligus menegaskan hubungan keduanya serta seluruh matra TNI solid. DPR yang memulai, DPR pula yang mengakhiri.

Menurut Meutya relasi antara Panglima dengan KSAD baik-baik saja. Jenderal Andika bahkan telah menyatakan hal itu kepada media dan jajaran TNI bertindak profesional menjalankan tugas sesuai dengan tupoksinya masing-masing. “Beliau menyampaikan hubungan dengan Panglima Andika baik-baik saja dan kalau diperlukan penjelasan mengenai isu-isu aktual bersama Panglima TNI dan jajaran kepala staf dalam kesempatan berikutnya beliau akan hadir,” ujar Meutya, di Jakarta, Selasa (6/9/2022).

Politisi Golkar mengatakan, tidak hadirnya Dudung dalam rapat kerja sudah dikomunikasikan karena ada agenda kunjungan kerja ke Lampung. Begitu juga dengan Menhan Prabowo yang tidak bisa hadir ke DPR karena harus mendampingi Presiden Jokowi. Adanya tudingan yang arahnya personal, Meutya menyatakan Komisi I DPR tidak fokus soal itu.

“Kalau hubungan terlalu pribadi kita tidak mengurus sampai terlalu detail ya, yang utama hubungan profesional keduanya berjalan baik. Panglima serta KSAD telah menjelaskan bahwa tidak ada masalah dari keduanya. Seluruh matra di TNI Insya Allah solid,” lanjut eks jurnalis itu.

Dalam rapat kerja, Effendi menuding bukan rahasia umum lagi bahwa Panglima Andika dan Dudung tidak solid. Indikatornya, kedua jenderal matra AD tidak pernah hadir kompak dalam suatu acara. Misalnya, ketika Panglima membuka kegiatan Garuda Shield, KSAD tidak hadir. Malahan, keretakan hubungan keduanya juga ditandai dari gagalnya putra Jenderal Dudung masuk Akmil.

Politisi PDIP menyebutkan, isu tidak harmonisnya hubungan Andika dengan Dudung sudah berhembus ketika Dudung dilantik menjadi KSAD dan Andika dilantik menjabat Panglima TNI. Dia menilai, isu tersebut terus bergelinding hingga muncul asumsi tidak lolosnya putra Dudung imbas dari tidak solidnya hubungan Panglima dengan KSAD. “Mereka kan dilantiknya bersamaan. Ya sejak itu ya banyak sekali catatan-catatan kita,” kata Effendi.

Panglima Andika yang bakal memasuki pensiun pada Desember 2022 mengatakan, gagalnya putra KSAD masuk Akmil karena masalah tahun kelahiran dan tinggi badan. Kini anak Dudung sudah masuk Akmil. Andika juga menegaskan hubungannya dengan Dudung baik-baik saja.

“Sekarang sudah masuk, jadi bagian dari mereka yang diterima,” ujar Andika selepas raker di Komisi I. “Ya saya hanya menjalankan tugas pokok fungsi saya sesuai peraturan perundangan. Mana kala hal itu diterima berbeda A, B, C, ya itu terserah bagaimana yang menyikapi. Tapi saya tetap melakukan tipoksi saya sesuai dengan peraturan perundang-undangan,” tegas Andika menepis hubungannya dengan Dudung tidak solid.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button