News

Koalisi Gerindra-PKB Potensi Patah di Tengah Jalan

Koalisi Gerindra-PKB potensi patah di tengah jalan. Alasannya, pada tingkat rumput gabungan kedua parpol yang sejatinya sudah mencukupi syarat threshold tidak mendapat dukungan, khususnya dari basis massa NU.

Pengamat politik Saiful Mujani mengatakan, pemilih PKB tidak mendukung partai berkoalisi dengan Gerindra. Basis massa NU disebut lebih condong memilih sosok lain di luar PKB untuk diusung sebagai capres.

“Walaupun secara lembaga NU tidak berpolitik, tapi politik tidak bisa dipisahkan dari kehidupan orang-orang NU,” kata Saiful, belum lama ini.

Dia menilai, Ketum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar sedang bermanuver dengan membangun koalisi yang secara formil sudah dinyatakan pada Rapimnas Gerindra yang digelar di Sentul, Bogor, pada akhir pekan yang lalu. Syaiful menilai koalisi tersebut tidak sesuai dengan aspirasi pemilih PKB tetapi aspirasi elite.

“Ada target lain yang bisa dicapai melalui koalisi itu, tidak hanya secara harafiah koalisi capres dan cawapresnya bukan hanya untuk menang menjadi pasangan presiden dan wakil presiden. Itu terlalu sederhana, kita melihat makna di balik rencana koalisi itu sendiri,” ujarnya.

Prabowo sudah menyatakan siap maju sebagai capres pada Pemilu 2024 dalam giat rapimnas tersebut, namun pernyataan koalisi yang ditandai dengan penandatanganan piagam tidak disertai dengan pengumuman cawapres. Wakil Ketua Umum DPP PKB Jazilul Fawaid mengatakan acara deklarasi yang dilakukan PKB dan Gerindra di Sentul, Bogor pada Sabtu (13/8/2022), hanya sebatas deklarasi koalisi kedua partai menuju Pilpres 2024, sedangkan deklarasi mengusung capres-cawapres bakal disampaikan dalam kegiatan lain.

“Kami tidak tergesa-gesa, masih ada waktu 1,5 tahun. Partai lain juga belum ada yang mengumumkan calonnya, namun jelas kalau calon dari PKB dan Gerindra tidak akan keluar dari dua nama itu, yaitu Gus Muhaimin dan Pak Prabowo,” bebernya.

Secara terpisah, pengamat politik asal Universitas Trunojoyo Madura, Surokim Abdussalam menilai, koalisi yang sudah dibangun oleh sejumlah parpol sejauh ini hanya alternatif. Seluruh parpol dianggap menunggu langkah dari PDI Perjuangan (PDIP) untuk menyatakan sikap menghadapi Pilpres 2024.

Menurutnya, PDIP selaku parpol yang memiliki tiket untuk mengusung capres-cawapres memiliki nilai lebih dibanding parpol lain. Begitu juga Presiden Jokowi merupakan kunci untuk membangun koalisi yang sesungguhnya.

“Ada Koalisi Indonesia Bersatu, ada juga koalisi Gerindra-PKB. Saya melihatnya itu masih koalisi alternatif untuk jaga-jaga sambil menunggu sikap PDIP,” ujarnya. “Jadi, sikap PDIP dan Jokowi sesungguhnya kunci dari koalisi yang akan terbentuk. Tapi, sikap PDIP dan Jokowi yang sampai sekarang belum kunjung jelas membuat mereka membentuk koalisi,” tambah Surokim.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button