Komisi III Minta Usut Tuntas Kasus Tewasnya Pendukung Cabup di Sampang


Anggota Komisi III DPR Fraksi PKS Nasir Djamil menyoroti kasus tewasnya seorang saksi dari salah satu pasangan calon (paslon) Pemilihan Bupati (Pilbup) Sampang, Jawa Timur. Ia meminta, aparat penegak hukum mengusut tuntas kasus yang diduga ada keterlibatan unsur politik tersebut.

“Saya menyayangkan adanya kejadian tragis seperti itu di ajang pesta rakyat daerah atau Pilkada ini. Kami meminta kepolisian untuk mengusut tuntas motif dari pengeroyokan hingga tewas saksi salah satu pasangan calon,” kata Nasir, Rabu (20/11/2024).

Ia menegaskan kekerasan tidak dibenarkan untuk alasan apapun. Sehingga siapapun pihak yang melakukan kekerasan, kata dia, harus bertanggung jawab secara hukum dan ditindak tegas.

“Jika memang terbukti ada indikasi keterlibatan politik dalam kejadian tersebut, insiden berdarah ini harus menjadi momentum untuk instrospeksi terhadap budaya politik di Indonesia. Kita sangat berharap semua pihak bisa mengikuti Pilkada dengan tertib, aman, damai. Setiap perbedaan pandangan dapat dihargai tanpa mengorbankan nyawa dan martabat manusia” ujarnya.

Menurutnya, ketidakpuasan yang disebabkan oleh persaingan politik diselesaikan melalui dialog dan pemilu yang demokratis, bukan melalui kekerasan yang memicu ketakutan dalam masyarakat.

“Tindakan kekerasan seperti itu seharusnya tidak boleh terjadi. Kita harus budayakan politik yang sehat, termasuk dalam pelaksanaan pilkada sebagai pesta rakyat yang semestinya menggembirakan,” kata Nasir.

Di tengah dinamika partisipasi politik yang turun, politikus Fraksi PKS ini mengatakan kejadian seperti ini dapat membuat masyarakat semakin enggan terlibat pada kontestasi pemilihan umum. Karena itu paslon diharapkan dapat mengingatkan tim sukses dan pendukungnya untuk menjaga sikap.

“Kita perlu menggugat komitmen semua pihak, termasuk aparat penegak hukum, untuk memberikan perlindungan terhadap saksi dan masyarakat. Jangan sampai ada korban lagi,” tegasnya.

Nasir menyebut cara-cara anarkis yang digunakan untuk menghadapi lawan politik, jelas mencederai nilai demokrasi dan keadilan, serta tidak mencerminkan politik santun yang selama ini digaungkan oleh semua pihak.

“Kasus ini harus menjadi perhatian serius bagi kita semua, apalagi pelaksanaan Pilkada serentak sudah tinggal menghitung hari. Kita ingin pelaksanaan demokratis berlangsung dengan aman dan lancar,” tandasnya.

Sebagai informasi, warga Sampang yang tewas bernama Jimmy Sugito Putra, merupakan saksi dari calon Bupati (cabup) dan Wabup Sampang, Slamet Junaidi-Achmad Mahfudz (Jimat Sakteh). Kasus ini berawal dari adanya penyerangan terhadap mobil Slamet dan Achmad usai paslon nomor urut 2 itu, melakukan kunjungan ke rumah salah Kiyai Mualif di Kecamatan Ketapang, Minggu (17/11).

Rombongan Slamet pun akhirnya berhasil meninggalkan lokasi setelah salah seorang tim Muhammad bin Muafi Zaini-Abdullah Hidayat (Mandat), yang merupakan paslon lawannya, mengantarnya keluar dari adangan. Namun keributan kemudian terjadi setelah rombongan Slamet Junaidi keluar dari lokasi. Alhasil, massa yang membawa senjata tajam menyerang Jimmy hingga tewas.