Anggota Komisi IV DPR dari Fraksi PKB Daniel Johan saat rapat dengan Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman sempat menyoroti persoalan yang dihadapi oleh petani. Menurutnya, kondisi petani makin memprihatinkan, cenderung masa depan suram.
Ia juga menyoroti janji kedaulatan pangan yang semakin jauh untuk digapai, mengingat Indonesia justru makin memperbanyak kuota impor.
“Rasanya kita sedang meletakkan pondasi untuk semakin memperbesar impor pangan, ketergantungan terhadap luar negeri dengan anjloknya anggaran yang sedemikian besar,” ujar Daniel di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (20/6/2024).
Ia pun menyayangkan ketidakmampuan pemerintah menjaga torehan baik, di mana Indonesia pernah berhasil membangun pertanian hingga mencapai 34 persen, namun kini hanya tersisa 22 persen.
“Sehingga kita mempertanyakan komitmen pemerintah, komitmen harus disentil juga ibu Menkeu yang semakin menjauhkan upaya kita betapa pentingnya pertanian. Kita mendukung upaya pak menteri untuk mengusulkan peningkatan (anggaran) agar komitmen terhadap kedaulatan pangan, kesejahteraan petani dilakukan secara konkret oleh pemerintah,” tuturnya.
Selain petani, Daniel juga menyatakan nasib peternak turut menyedihkan di era kepemimpinan Mentan Amran. Ia menilai keberadaan Direktorat Peternakan di Kementan tak memberi dampak positif. “Rasanya sudah tidak perlu dirjen lah. Jadi dirjen pompa air saja kalau enggak, karena ternak jadi nol, kita khawatir Indonesia akan defisit protein, defisit ternak di berbagai daerah di Indonesia,” tuturnya.
Bahkan dirinya mewanti-wanti Mentan Amran, jangan sampai dirjen ternak menganggur karena tak diperhatikan. “Jangan sampai dirjen ternak nganggur Pak, kasihan. Di saat makan siang gratis, ntar makan apa? Enggak ada dagingnya, sayur doang dan beras nanti,” ujar dia.