Ketua Umum (Ketum) PSSI Erick Thohir merespons masukan salah satu anggota Komisi X DPR RI Fraksi PDI-Perjuangan, Putra Nababan yang berharap Timnas Indonesia dapat didominasi oleh pemain nasional alias lokal bukan naturalisasi.
Pernyataan itu disampaikan Putra Nababan dalam rapat kerja Komisi X bersama Kemenpora dan PSSI terkait permohonan naturalisasi Calvin Verdonk dan Jens Raven, Senin (3/6/2024) lalu.
“Ya kan opini itu sah. Pak Putra Nababan saya kenal baik dia juga tokoh nasional. Nah itulah yang kami perbaiki sekarang. Kan nasionalisasi itu adalah pemain berdarah Indonesia,” kata Etho di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (5/6/2024).
Etho tak memungkiri, banyak pihak di luar sana yang masih berpersepsi bahwa pemain naturalisasi dan lokal merupakan dua individu yang berbeda.
Padahal, seluruh pemain yang membela Garuda saat ini, kata Etho, merupakan anak-anak yang memiliki darah Indonesia, meski beberapa diantaranya lahir di luar Tanah Air mereka.
“Nah mungkin banyak teman-teman yang terpersepsikan seakan-akan nasionalisasi kita seperti yang lalu-lalu. (Tapi) Tidak salah juga,” katanya.
Etho pun mengambil contoh salah satu pemain Timnas Indonesia U-20, Meshaal Hamzah Bashier Osman. Pemain yang kini dilatih oleh Indra Sjafri itu lahir di Jakarta.
Namun, kedua orang tuanya berasal dari Sudan. Awalnya, statusnya adalah warga negara Sudan. Namun, pemain 19 tahun kini sudah jadi Warga Negara Indonesia (WNI).
“Ya dia sudah lahir di sini lalu gimana? Nah jadi kita juga mesti membuka wacana bahwa olahraga ini makin global ya. Tetapi kami punya strategi besar bahwa namanya naturalisasi adalah pemain berdarah Indonesia ya dan kepentingan tim nasional, bukan klub,” tegas Etho.
Lebih jauh, Etho juga menegaskan proyek naturalisasi yang gencar dilakukan pihaknya belakangan ini lebih terstruktur.
Mengingat, jalur naturalisasi hanya bisa digunakan demi kepentingan Tim Nasional.
“Dulu naturalisasi banyak kepentingan klub begitu dinaturalisasi, dipakai tim nasional, ogah-ogahan, gitu kan. Tetapi main di klub seger. Dan kualitasnya, tidak standar tim nasional. Nah ini enggak bisa. Memang sepak bola ini rumit, perlu diperbaiki gitu,” katanya.