News

Komnas HAM Kena Tuding Terkait Kasus Brigadir J, Anam: Kami Sengaja Tidak Buka Semua

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dituding menutupi sesuatu atas hasil investigasi sementara kasus kematian Brigadir J alias Nopryansyah Yoshua Hutabarat. Hal ini mencuat di media sosial (medsos) yang menyebutkan Komisioner Komnas HAM Choirul Anam menutup sebagian kertas berisi data komunikasi melalui mekanisme cell dump saat jumpa pers dengan awak media, Rabu (27/7/2022).

Namun, Komisioner Komnas HAM Choirul Anam menepis anggapan pihaknya menutupi sesuatu. Anam menyebut dirinya sengaja tidak membuka kertas besar berisi data komunikasi berupa chart analisis jaringan melalui mekanisme cell dump itu.

Mungkin anda suka

“Kami tunjukkan kepada publik saat press conference (konferensi pres). Kami dikasih barang ini loh (cell dump). Tapi memang barang tersebut tidak kita buka secara keseluruhan. Karena untuk kepentingan tahapan-tahapan pendalaman kami,” kata Komisioner Komnas HAM Choirul Anam dalam keterangannya Sabtu, (30/7/2022).

Lindungi Privasi

Dia menjelaskan, alasan lain dirinya tidak menampilkan cell dump tersebut karena terdapat nomor telepon keluarga Brigadir J. Pihak pengacara Keluarga Brigadir J, Johnson Panjaitan meminta Komnas HAM untuk melindungi privasi tersebut.

“Kami setuju dengan pak Johnson Panjaitan salah satu pengacara (Keluarga Brigadir J). Kalau memang harus ada sistem perlindungan terhadap keluarga Yoshua. Kami tutup itu kemarin, barangkali ada nomor itu jangan sampai kita publikasi,” ungkap Anam.

Kertas besar berisi data komunikasi berupa chart analisis jaringan itu diterima Komnas HAM saat memeriksa Tim Siber Bareskrim dan Tim Puslabfor Digital Forensik Polri. Dalam pemeriksaan berupa permintaan keterangan itu, Komnas HAM mengecek 20 video dari 27 titik CCTV, dan dua buah telepon seluler (ponsel)

Sebelumnya Komnas HAM telah melakukan pemeriksaan dan meminta keterangan sejumlah pihak menyangkut pengusutan kasus tewasnya Brigadir J atau Nopryansyah Yoshua Hutabarat di rumah Kadiv Propam Polri nonaktif, Irjen Pol Ferdy Sambo. Permintaan keterangan melibatkan keluarga Brigadir J, tim dokter forensi Polri, serta 6 orang ajudan Ferdy Sambo. Salah seorang ajudan yang memenhi panggilan pemeriksaan Komnas HAM itu adalah Bharada E. Menurut polisi, Bharada E yang terlibat baku tembak dan berujung tewasnya Brigadir J.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button