Hangout

Konfirmasi Sakit Hipertensi Harus Periksa Tekanan Darah Berulang

Konfirmasi sakit hipertensi tidak bisa ditentukan hanya dengan satu kali pemeriksaan tekanan darah. Pemeriksaan tekanan darah yang dilakukan berkali-kali membantu mencegah orang dengan sebutan hipertensi jas putih dimasukkan dalam kelompok hipertensi.

Hipertensi jas putih ini yakni mereka yang terukur tekanan darah tinggi saat pemeriksaan dilakukan di klinik atau rumah sakit tetapi saat pemeriksaan di rumah hasilnya menunjukkan normal.

Ketua Indonesian Society of Hypertension (InaSH), dr. Erwinanto, Sp.JP(K), FIHA mengatakan, konfirmasi diagnosis tekanan darah tinggi tidak dapat hanya mengandalkan pada satu kali pemeriksaan di klinik.

“Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia menganjurkan pemeriksaan tidak hanya dalam satu kali kunjungan. Jangan bapak ibu datang langsung dibilang hipertensi, tidak boleh. Harusnya diperiksa beberapa kali kunjungan baru bilang iya hipertensi (jika tekanan darah memang tinggi),” katanya saat konferensi pers virtual, Jakarta, Jumat, (18/02/2022).

Masih menurutnya, di Indonesia masih ada diagnosa hipertensi hanya sekali pemeriksaan terhadap pasien.

“Rata-rata di Indonesia, mendiagnosis hipertensi dengan pemeriksaan sekali di klinik,” tambahnya.

Pemeriksaan di luar klinik atau di rumah bisa menjadi alternatif, memanfaatkan Ambulatory Blood Pressure Monitoring (ABPM). Strategi pengukuran menggunakan ABPM untuk konfirmasi diagnosis tekanan darah tinggi dianjurkan bila alat tersedia. Alat ini mulai banyak digunakan di Indonesia dan dapat menggambarkan dinamika pola tekanan darah pagi dan malam hari.

“Kita ingin mengetahui apakah pasien tertentu itu ternyata sudah hipertensi di rumah atau ketika memakai ambulatory blood pressure monitoring,” ujar Erwinanto.

Mulai periksa tekanan darah sejak usia 18 tahun

Pemeriksaan tekanan darah bisa dimulai sejak usia 18 tahun. Nantinya dokter akan memutuskan kapan sebaiknya seseorang melakukan pengukuran berikutnya. Seseorang dikatakan mengalami hipertensi saat tekanan darahnya 140/90 mm Hg atau lebih setelah pengukuran berkali-kali.

“Pemeriksaan tekanan darah sebaiknya kita punya patokan misalnya kalau pasien sekali diperiksa 120/80 mmHg periksa lagi setahun lagi. kalau 130/85 mmHg maka diperiksa 6 bulan lagi. Periksalah sekali dulu,” papar Erwinanto.

Anggota Pokja Panduan Konsensus Indonesian Society of Hypertension (InaSH), dr. Siska Suridanda Dany, Sp.JP, FIHA, menambahkan, gambaran kondisi tekanan darah seseorang tidak bisa hanya melalui pengukuran tekanan darah satu kali di klinik.

Dia tidak menampik pemeriksaan tekanan darah terkadang bisa memicu respon kewaspadaan pasien, sehingga membuatnya cemas ada sesuatu yang salah dan meningkatkan hasil pengukuran tekanan darahnya.

“Padahal kalau diperiksa di rumah tidak dalam keadaan was-was bisa jadi tekanan darahnya normal. Karena itu tekanan darah tidak pernah bisa diperiksa satu kali untuk mendapatkan gambaran tekanan darah seseorang bagaimana,” papar Siska.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Mia Umi Kartikawati

Redaktur, traveller, penikmat senja, musik, film, a jurnalist, content creator enthusiast, food lovers, a mom who really love kids. Terus belajar untuk berbagi dan bersyukur dalam jalani hidup agar bisa mendapat berkah.
Back to top button