Dalam sebuah video ceramah yang beredar di sosial media, Ustaz Adi Hidayat (UAH) menanggapi fenomena pendakwah viral Mama Ghufron yang mengklaim mampu berbicara bahasa semut, jin, dan malaikat. Ustaz Adi mengingatkan kata-kata Nabi Muhammad SAW tentang kemunculan orang-orang yang dianggap ulama setelah para ulama pakar wafat.
“Ulama-ulama yang pakar kata Nabi itu mulai meninggal satu per satu. Sampai para pakarnya sudah tidak ada, muncullah kemudian orang-orang yang tidak jelas diulama-ulamakan,” kata UAH, menyampaikan kekhawatirannya tentang kualitas keilmuan yang disampaikan oleh individu-individu yang tiba-tiba muncul sebagai figur keagamaan.
Lebih lanjut, Wakil Ketua I Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu mengkritik cara pendekatan Ghufron yang menurutnya hanya menimbulkan kebingungan di kalangan umat.
“Sekarang orang sudah bisa pakai bahasa semut, ‘maqalli inna maqalli inna maqalli’. Dulu standarnya jelas, sekarang semakin tidak jelas,” ujarnya, merujuk pada klaim Ghufron yang viral.
Kritik serupa juga datang dari KH Cholil Nafis, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat dan Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), yang menyatakan ceramah Ghufron “ngaco” dan tidak mencerminkan ajaran agama yang jelas.
“Semua urusan jawabannya maqali, termasuk sabda Nabi saw. Tak jelas ajaran apaan ini. Soal mati itu tentang keimanan dan amal perbuatan yang akan menjadi bekalnya. Mana ada video call-an segala,” ungkap Cholil melalui cuitan di media sosial.
Selain kontroversi bahasa semut, tokoh bernama asli Iyus Sugiman ini berbicara dengan kata-kata campuran antara bahasa Arab sepotong-potong, dan kata-kata yang tidak bisa dimengerti. Dia juga pernah mengklaim bisa mengubah air biasa menjadi air Zam Zam, yang menambahkan pada deretan klaim supernatural yang diutarakan olehnya.
Dalam sebuah video lain, ia tampak meyakinkan jemaahnya bahwa air yang dia doakan telah berubah menjadi air suci Zam Zam.