Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi memastikan Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih tidak dimonopoli sebagai ajang bisnis segelintir pihak. Menurutnya, program ini dipastikan untung sebab distributor satu-satunya di desa itu.
“Masa bisnis monopoli rugi? Kan bisnisnya enggak bersaing di pasar bebas. Misalnya, kamu punya pupuk bersubsidi, kamu punya elpiji, kan monopoli, satu-satunya distributor di desa itu, rugi enggak? Bagaimana mau rugi?,” kata Budi kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (8/5/2025).
Budi mengatakan warung-warung di desa tetap boleh berjualan dengan mengambil barang dari Kopdes Merah Putih sehingga bisa menguntungkan. Kecuali, jika terjadi penyimpangan, kesalahan manajemen, dan pelanggaran lain.
Di sisi lain, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan pemerintah akan meluncurkan Kopdes Merah Putih pada Oktober tahun ini.
“Target nanti 28 Oktober akan di-launching sekaligus operasional koperasi-koperasi yang ada di desa-desa itu,” kata Zulhas dalam kesempatan yang sama.
Dia mengungkap sebanyak 9.835 koperasi desa telah terbentuk. Zulhas menyebut jumlah ini akan bertambah terus sampai hari peluncuran nanti.
Zulhas menuturkan hingga saat ini ada 130 ribu koperasi lama yang jalan di tempat. Koperasi lama ini akan dijadikan Koperasi Desa Merah Putih. Namun pemerintah menyerahkan kepada Musyawarah Desa Khusus (Musdesus) apakah ingin melanjutkan koperasi yang lama atau membuat koperasi baru.
“Jadi secara sosial koperasi itu nanti akan menjadi semacam holding untuk ekonomi di pedesaan, ditangani oleh Koperasi Desa Merah Putih,” ucapnya.
Selain itu, Kopdes Merah Putih juga diproyeksikan untuk memotong rantai pasokan tengkulak. Program ini juga akan memotong rentenir dan pinjaman online karena bank pelat merah seperti BRI akan menyediakan layanan simpan pinjam.
“Jadi langsung dari pusat seperti pupuk. Dari koperasi-koperasi langsung kepada rakyat sehingga tengkulak-tengkulak akan habis,” tuturnya.