Jumlah korban gempa berkekuatan magnitudo 7,7 yang mengguncang Myanmar kembali bertambah, baik korban jiwa maupun yang terluka, berdasarkan laporan terbaru.
Menurut laporan junta militer yang dikutip media independen Myanmar Now, hingga Senin (31/3/2025), jumlah korban jiwa akibat gempa dahsyat tersebut terlah mencapai 2.056 orang.
Kemudian, laporan korban luka terbaru tercatat 3.900 orang, sementara jumlah orang hilang yang dilaporkan masih sebesar 300 korban.
Jumlah korban jiwa akibat gempa itu bertambah lebih dari 300 orang sejak laporan sebelumnya, yakni sekitar 1.700 orang pada Minggu (30/3/2025). Korban luka-luka juga bertambah sekitar 500 orang dari laporan terakhir.
Sejumlah pakar menduga angka itu akan terus bertambah karena banyak korban yang berada di bawah reruntuhan. Pencarian juga masih terus dilakukan oleh berbagai pihak, termasuk dari bantuan negara lain.
Gempa itu menyebabkan banyak bangunan di Myanmar hancur, termasuk kuil dan jembatan warisan kolonial berusia 90 tahun.
Menanggapi bencana tersebut, kepala junta militer Min Aung Hlaing melakukan tindakan langka dengan meminta bantuan komunitas internasional.
“Saya ingin menyampaikan undangan terbuka ke organisasi dan negara mana pun yang bersedia datang dan membantu orang-orang yang membutuhkan di negara kita,” kata Min Aung Hlaing dalam pidato yang disiarkan di televisi pada Jumat (28/3/2025).
Setelah mengambil alih kekuasaan, junta membatasi akses masuk ke Myanmar termasuk bantuan.
Gempa di Myanmar juga terasa hingga ke Thailand terutama di Bangkok. Menurut laporan jumlah korban tewas di negara ini mencapai 18 orang.