Korea Utara telah menghapus gambar Semenanjung Korea dari berbagai situs utamanya setelah Kim Jong-un menyebut Korea Selatan sebagai musuh utama.
Pemimpin Korut itu juga sudah bertekad untuk tidak mengupayakan penyatuan dengan Korsel.
Gambar Semenanjung Korea yang terbagi menjadi daerah Korut dan Korsel itu terlihat telah dihapus dari bagian atas situs Perdagangan Luar Negeri Korut, sebuah situs yang dibuat untuk mempromosikan perdagangan Korut dan menarik investasi.
Peta Semenanjung Korea berwarna merah yang sebelumnya menjadi ikon dari laman penerbit berbahasa asing, yakni Publications of the DPRK.
DPRK itu sendiri adalah nama resmi dari Korut, yang merupakan singkatan dari Democratic People’s Republic of Korea atau Republik Rakyat Demokratik Korea.
Tindakan penghapusan Semenanjung Korea yang dinilai menjadi lambang unifikasi kedua negara itu merupakan perwujudan dari pernyataan Kim Jong-un yang menyerukan revisi konstitusi negara pada pertemuan penting parlemen pada Januari lalu.
Kim meminta negaranya mendefinisikan Korsel sebagai musuh utama dan seteru inti yang tak dapat diubah, serta menyusun komitmen untuk menekan wilayah Korsel jika terjadi perang.
Sebelumnya pada Januari, stasiun penyiaran milik pemerintah Korut menayangkan peta yang hanya menyoroti bagian utara Semenanjung Korea dengan warna merah, sebuah langkah yang dipandang sebagai upaya menghilangkan referensi terhadap unifikasi.
Kemudian pada pekan lalu, stasiun penyiaran Jepang NHK melaporkan bahwa Korut telah menghapus frasa yang melambangkan Korea bersatu dari lirik lagu kebangsaannya.
Lirik yang diunggah di situs Kementerian Luar Negeri Korut itu tidak memuat kalimat ‘samcehonri’ yang berarti tiga ribu mil yang mengacu pada panjang seluruh wilayah Semenanjung Korea, atau berarti sekitar 1.200 kilometer yang terbentang dari ujung utara Korut ke pulau resor selatan, Jeju, Korsel.
Menanggapi penghapusan lirik tersebut, Kementerian Unifikasi Seoul pada Jumat (16/2/2024) menyuarakan penyesalan atas kebijakan Korut itu dan menyesalkan langkah tersebut sebagai tindakan yang tidak nasionalis.
Leave a Reply
Lihat Komentar