KPU Disorot, Server Data Pemilu Ada di Tiga Negara Dinilai Janggal!

Komunitas Cyberity mengkritisi Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI seiring temuan server layanan cloud yang digunakan untuk Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) dan sistem pemilu2024.kpu.go.id berada di China, Prancis, dan Singapura. Hal itu dinilai sebagai bentuk kejanggalan yang mewarnai sistem Teknologi Informasi (TI) KPU.

“Kejanggalan-kejanggalan pada sistem IT KPU sudah terjadi sejak lama. Masalah ini terkesan dibiarkan begitu lama dan menimbulkan kegaduhan di masyarakat,” kata Ketua Cyberity Arif Bangaip Kurniawan dalam keterangannya, Sabtu (17/2/2024).

Dia menjelaskan, merujuk Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik (PSTE) dan Undang Undang No 27/2022 tentang Pelindungan Data Pribadi (PDP), data penting seperti data pemilu seharusnya diatur dan berada di Indonesia. Sebab, ujar Arif melanjutkan, data pemilu menyangkut sektor publik dan didanai oleh APBN, dana publik dan sejenisnya.

Hingga kini, ujar Arif, KPU belum menunjukkan niat untuk memperlihatkan kepada publik audit keamanan TI yang mereka gunakan. Cyberity pun mendesak KPU memperlihatkan kepada publik perihal audit keamanan sistem dan audit perlindungan data WNI agar tidak menimbulkan keresahan di masyarakat.

“Demi mendukung Pemilu 2024 jujur, transparan dan adil,” kata Arif menegaskan.

Sebelumnya, Cyberity mengungkapkan soal temuan mengenai server cloud yang digunakan KPU RI  Sirekap dan pemilu2024.go.id berada di Republik Rakyat China (RRC) dan dua negara lainnya yakni Prancis dan Singapura. Hal ini diungkapkan berdasarkan investigasi gabungan yang dilakukan Cyberity seiring permalasahan dan kejanggalan yang mendera Sirekap milik KPU RI terkait penghitungan suara hasil Pemilu 2024.

Menurut Arif Bangaip Kurniawan, kejanggalan demi kejanggalan yang bermunculan itu mendorong berbagai pihak untuk mengecek satu per satu data C1 Hasil dengan data tabulasi di sistem pemilu2024.kpu.go.id.

KPU pun sudah mengklarifikasi temuan kejanggalan itu. Mereka mengakui terdapat kesalahan akibat ketidaksempurnaan pembacaan (optical character recognition/OCR) dokumen C1 yang diunggah melalui Sirekap. Kesalahan itu terjadi di 2.325 Tempat Pemungutan Suara (TPS).

Arif menjelaskan selain mengenai lokasi server cloud, Ciberity juga mengantongi temuan lainnya yaitu layanan cloud yang digunakan KPU RI merupakan milik layanan penyedia internet (ISP) raksasa Alibaba. Kemudian, posisi data dan lalu lintas email pada dua lokasi di atas, berada dan diatur di luar negeri, tepatnya, di RRC.

“Terdapat celah kerawanan keamanan siber pada aplikasi pemilu2024.kpu.go.id dan Ketidakstabilan aplikasi Sirekap, Sistem Informasi Rekapitulasi Suara dan Manajemen Relawan terjadi justru ketika pada masa krusial, masa pemilu dan beberapa hari setelahnya,” ujar Arif.

 

Sumber: Inilah.com