Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta Dody Wijaya menyebut hasil dari gerakan coblos tiga pasangan calon di Pilgub Jakarta 2024 tak akan memengaruhi hasil suara pemenangan nanti.
“Artinya gerakan golput atau gerakan coblos semua ini tidak punya makna dalam pemilu justru tidak mempengaruhi kemenangan paslon,” ujar Dody di Kantor KPU DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Jumat (13/9/2024).
Justru, ia menjelaskan bahwa dalam perspektif tata kelola pemilu untuk menetapkan suara, pemenang pemilu itu didasarkan pada suara sah yang ada.
“Jadi dihitung dari suara sah, kalau orang tidak hadir ke TPS suaranya juga tidak dihitung sebagai pemenang pemilu,” katanya.
Dody memberi contoh semisal ada 100 warga yang memilih pada November mendatang, namun ada 50 orang tidak menggunakan hak pilihnya, sementara 50 orang lagi hadir ke Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Lebih lanjut, dari 50 orang itu sebanyak 20 suara yang tidak sah. Maka, kemenangan ditentukan pada 30 suara tersebut, yang mana jika di Jakarta ditambah 50 persen plus satu dari total suara sah.
“Malah dalam hal sederhana lebih mudah paslon untuk menang karena hanya memperebutkan tadi kira-kira 30 suara dalam analogi 100 suara tadi,” jelas Dody.
Dengan begitu, pemilih yang mempunyai hak konstitusional diharapkan dapat menggunakan hak pilihnya ke TPS pada 27 November mendatang khususnya di Jakarta.
“Pilih yang menurut warga Jakarta terbaik, preferensi yang paling disukai, yang paling dipandang bisa membawa Jakarta bertranformasi dari ibu kota menjadi kota global dan pusat perekonomian dunia,” tuturnya