Krisis Kesehatan di Gaza, 80 Persen Pasien tak Dapat Obat


Krisis kesehatan di Jalur Gaza semakin memburuk, dengan 80 persen pasien tidak dapat memperoleh pengobatan yang diperlukan karena kekurangan obat-obatan, kata Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Gaza Munir al-Barsh pada Rabu (26/3/2025).

“Rumah sakit bahkan kekurangan kebutuhan paling dasar, dan 80 persen pasien tidak dapat mengakses pengobatan yang mereka butuhkan. Sistem perawatan kesehatan sangat memburuk, dan kami memperkirakan kematian baru setiap menit,” kata al-Barsh kepada Al Jazeera.

Serangan Israel baru-baru ini telah menewaskan 15 petugas kesehatan dan melukai puluhan lainnya, kata al-Barsh, seraya menambahkan bahwa sedikitnya 15 rumah sakit dan 23 ambulans telah rusak.

Pasukan Israel melanjutkan serangan terhadap daerah kantong Palestina itu Selasa pekan lalu (18/3/2025).

Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa serangan dilanjutkan sebagai tanggapan atas penolakan Hamas untuk menerima rencana AS untuk memperpanjang rezim gencatan senjata dan melanjutkan pembebasan sandera.

Pada 1 Maret 2025, gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang telah berlaku sejak 19 Januari berakhir.

Operasi tempur tidak dilanjutkan hari itu, berkat upaya para mediator. Namun, pada tanggal 2 Maret, Israel mengumumkan larangan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza dan mengancam akan memberikan tekanan lebih lanjut kepada Hamas karena menolak menerima rencana baru AS untuk memperpanjang gencatan senjata di daerah kantong itu dan membebaskan para sandera yang tersisa.