Hangout

Kritik KBM Pukul 5 Pagi, Komika Abdur Arsyad Tantang Gubernur NTT Diskusi Terbuka 

Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat, membuka ruang diskusi dengan masyarakat mengenai kebijakan kegiatan belajar mengajar (KBM) yang mewajibkan siswa SMA dan SMK di Kota Kupang untuk tiba di sekolah pada pukul 5.30 WITA. Kebijakan ini menuai kritik dan sorotan dari masyarakat yang menganggapnya kurang tepat.

Menanggapi hal tersebut, komika asal NTT, Abdurrahim Arsyad atau yang dikenal sebagai Abdur Arsyad, menyatakan kesiapannya untuk berdiskusi bersama Gubernur NTT dan jajaran pemerintah guna memberikan masukan mengenai kebijakan tersebut.

Mungkin anda suka

Melalui akun Instagram-nya, @abdurarsyad, pada hari Jumat (3/2/2023), Abdur mengungkapkan bahwa meskipun ia bukan ahli pendidikan, ia merasa memiliki pengetahuan, kepedulian, dan keberanian yang dibutuhkan untuk berdiskusi demi kemajuan pendidikan di NTT.

“Saya baca di berita bahwa Bapak mengatakan bahwa silakan yang mau diskusi tatap muka asal syaratnya punya pengetahuan, kepedulian, keberanian,” ujar Abdur yang sudah diizinkan untuk dikutip inilah.com.

Abdur juga menyarankan agar diskusi itu dilakukan secara terbuka melalui platform seperti live YouTube atau media lainnya agar banyak masyarakat yang dapat memberikan pendapat.

“Lebih enak kalau kita diskusi terbuka, Bapak, kita live YouTube atau media-media lain kita secara terbuka, agar masyarakat yang lain yang mungkin mempunyai perasaan yang sama seperti saya juga bisa memberikan pendapat,” katanya.

Komika kelahiran Larantuka, NTT tersebut menyatakan dukungannya terhadap kemajuan pendidikan di NTT dan tidak bermaksud menentang kebijakan pemerintah. Namun, ia merasa kebijakan masuk sekolah pada pukul 5.30 masih belum tepat, terlebih kebijakan tersebut tidak memiliki landasan yang kuat.

Abdur pun meragukan pihak sekolah, guru, dan orang tua murid yang setuju dengan kebijakan uji coba tersebut, karena menurutnya, mereka mungkin tidak memiliki pilihan selain mengikuti aturan. Gubernur NTT sendiri telah mempersilakan siswa untuk pindah jika mereka tidak setuju dengan kebijakan tersebut.

“Bapak ingin pendidikan NTT maju, saya juga sama, saya dukung Bapak 100 persen bahkan kalau saya bisa kasih jiwa dan raga saya untuk dukung itu, saya kasih ini 100 persen. Saya ingin sekali membantu pendidikan di NTT,” tuturnya.

Abdur berharap bahwa diskusi ini dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan di NTT, dan bahwa pemerintah dapat mempertimbangkan masukan dari masyarakat.

Jam sekolah lebih pagi itu merupakan instruksi Gubernur  NTT saat tatap muka dengan para kepala sekolah akhir pekan lalu. Tanpa ada kajian, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT langsung mengeksekusi kebijakan itu.

Viktor sendiri berargumen, dengan sekolah lebih pagi, etos belajar anak akan meningkat. Prestasi anak juga diharapkan semakin baik sehingga bisa diterima di perguruan tinggi ternama. Tujuan akhirnya adalah dua SMAN atau SMKN di NTT bisa masuk jajaran 200 besar terbaik di Indonesia.

Kendati diprotes keras berbagai kalangan sejak Senin lalu, Pemprov NTT bersikeras tetap menjalankan program tersebut. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT Linus Lusi menggelar konferensi pers pada Selasa (28/2/2023) untuk menegaskan sikap itu. Meski Komisi V DPRD NTT telah meminta kebijakan itu dihentikan, Pemprov NTT tak berubah sikap.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button