Pemberontak Minggu (8/12/2024) mengumumkan berakhirnya kekuasaan Presiden Bashar al-Assad. Hanya dalam 11 hari, pemberontak melancarkan serangan mendadak, merebut kota-kota penting dan menyerbu Damaskus, yang akhirnya menggulingkan Bashar al-Assad.
Kemajuan pesat para pemberontak dalam beberapa hari terakhir telah menyalakan kembali perang yang telah berlangsung bertahun-tahun, yang dimulai pada 2011 ketika Assad menekan protes anti-pemerintah. Sebenarnya perang tersebut sebagian besar telah mereda namun berkobar kembali dalam waktu cepat.
Berikut kronologi aksi pemberontakan tak kurang dari dua pekan yang berhasil menggulingkan rezim al Assad.
27 November
Pemberontak melancarkan serangan mendadak terhadap tentara Suriah di provinsi utara Aleppo, memicu bentrokan yang menewaskan lebih dari 130 orang dalam 24 jam, menurut pemantau perang Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR).
Serangan itu dilancarkan oleh Hayat Tahrir al-Sham (HTS) — yang menguasai sebagian besar wilayah barat laut Idlib dan sebagian kecil provinsi tetangga Aleppo, Hama, dan Latakia — beserta faksi-faksi sekutunya.
28 November
Serangan HTS terjadi di saat yang sensitif bagi Suriah dan kawasan, dengan gencatan senjata rapuh antara Hizbullah dan Israel yang mulai berlaku di negara tetangga Lebanon. Pemberontak juga memutus jalan raya yang menghubungkan Aleppo dengan ibu kota Suriah, Damaskus.
29-30 November
Pemberontak menembaki Aleppo yang dikuasai pemerintah dan memasuki kota utara dalam serangan kilat terhadap pasukan pemerintah Suriah yang didukung Iran dan Rusia. Sebagai tanggapan, pesawat tempur Rusia melancarkan serangan ke kota Aleppo “untuk pertama kalinya sejak 2016”, kata SOHR.
Pemberontak menguasai sebagian besar Aleppo dalam sehari dan menguasai lebih dari 80 kota dan desa di utara. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov berbicara dengan mitranya dari Iran dan Turki guna menyampaikan kekhawatiran atas eskalasi permusuhan yang “berbahaya”.
Kepala SOHR mengatakan “kota Aleppo berada di luar kendali pasukan rezim Suriah” untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade. Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi melakukan perjalanan ke Damaskus untuk bertemu Assad, dan sebelum keberangkatannya, ia mengatakan bahwa Teheran akan dengan tegas mendukung pemerintah dan tentara Suriah.
Amerika Serikat dan sekutunya Prancis, Jerman, dan Inggris menyerukan “de-eskalasi”, mendesak perlindungan warga sipil dan infrastruktur di Suriah.
2 Desember
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Iran Masoud Pezeshkian keduanya menjanjikan “dukungan tanpa syarat” untuk sekutu mereka, menurut Kremlin.
5 Desember
Para pemberontak merebut Hama, kota terbesar keempat di Suriah, setelah berhari-hari pertempuran sengit dengan pasukan Assad. Pemimpin pemberontak Suriah Abu Mohammed al-Jolani mengatakan “tidak akan ada balas dendam” setelah Hama merebut kota itu.
Kedutaan Besar China mengirimkan pemberitahuan mendesak yang menyarankan warganya untuk meninggalkan Suriah.
6 Desember
Para pemberontak berada dalam jarak serang ke Homs di Suriah, yang dikenal sebagai “ibu kota revolusi”. Pemimpin HTS Jolani mengatakan tujuan serangan itu adalah untuk menggulingkan kekuasaan Assad, dan menegaskan kembali “hak kami untuk menggunakan semua cara yang tersedia untuk mencapai tujuan itu”.
Pasukan Suriah dan paramiliter yang didukung Iran menarik diri dari kota Deir Ezzor timur — yang menjadi rumah bagi penasihat Iran yang didatangkan pasca 2011 — dan sekitarnya. Lebih dari 820 orang, termasuk 111 warga sipil, tewas sejak serangan dimulai, kata Observatorium. Kekerasan tersebut telah menyebabkan 280.000 orang mengungsi, dan PBB memperingatkan bahwa jumlah tersebut dapat meningkat hingga 1,5 juta.
7 Desember
Pemberontak merebut Homs, dan pemimpin HTS berkata: “Damaskus menanti Anda”. Kementerian pertahanan membantah berita penarikan pasukan dari sekitar Damaskus. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang pemerintahannya mendukung beberapa kelompok bersenjata di Suriah utara, mengatakan Suriah “lelah dengan perang, darah dan air mata”. Hizbullah Lebanon mengirim 2.000 pejuang ke Suriah “untuk mempertahankan posisinya”, kata seorang sumber.
8 Desember
Tentara dan pasukan keamanan lainnya menarik diri dari Bandara Internasional Damaskus setelah Assad dilaporkan meninggalkan negara itu, menurut SOHR. Pemberontak memasuki Damaskus dan menyatakan berakhirnya kekuasaan Assad, menyebabkan penduduk berhamburan ke jalan untuk merayakannya.
Perdana Menteri Suriah Mohammed al-Jalali mengatakan dia siap untuk “bekerja sama” dengan kepemimpinan mana pun yang dipilih oleh rakyat dan untuk proses serah terima apa pun.