Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menepis isu kembalinya dwifungsi Tentara Nasional Indonesia (TNI) akibat penunjukan Letnan Jenderal (Letjen) TNI Novi Helmy Prasetya sebagai Direktur Utama (Dirut) Perusahaan Umum (Perum) Bulog.
“Kami tuh sudah lupakan pemikiran dwifungsi. Dulu kan dwifungsi bisa sampai pemimpin daerah. Sekarang kan sudah dipilih langsung, demokrasi. Mau gimana lagi dwifungsi?” kata Maruli usai menghadiri Rapat Kerja Komisi I DPR RI di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (13/2/2025).
Sementara itu, Maruli menjelaskan bahwa prajurit TNI yang menduduki jabatan sipil dipastikan memiliki kemampuan untuk menjabat posisi tersebut, seperti dalam penunjukan Novi sebagai Dirut Perum Bulog.
“Misalnya yang dibilang yang menjabat itu karena Aster (Asisten Teritorial Panglima TNI) toh? Dia sudah ngurusin tentang pertanian bertahun-tahun,” ujarnya.
Selain itu, dia menjelaskan bahwa Novi berpengalaman di bidang pertanian, dan pernah berkeliling ke seluruh Indonesia mengecek lahan pertanian.
“Udah pernah join (ikut) dengan pertanian, sama-sama ngecek, sama-sama meyakinkan hasil bumi masyarakat diterima Bulog. Bukan asal-asalan diangkat. Ya kan? Prosesnya udah panjang juga itu,” jelasnya.
Oleh sebab itu, dia mengatakan bahwa saat ini masyarakat tinggal menunggu kinerja dari Novi sebagai Dirut Perum Bulog.
Terlebih, kata dia, Novi sudah bukan tentara aktif semenjak menjabat posisi tersebut.
“Ya sekarang kan kita lihat saja, dibuktikan kerja lah. Kan itu pengangkatannya sesuai proses. Kalau misalnya nanti pelaksanaannya ada kekurangan, ya berarti kan tidak baik,” ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menunjuk Novi sebagai Dirut Perum Bulog berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor: SK-30/MBU/02/2025 tanggal 7 Februari 2025.
Erick, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (10/2/2025), mengatakan penunjukan Novi sebagai Dirut Perum Bulog merupakan salah satu strategi untuk mencapai target swasembada pangan.